“Ada yang sibuk memperdebatkan ibadah, hingga tak sempat ibadah.” ~Achmad Mustafa Bisri
PinterPolitik.com
Gaes, 2019 tahun depan itu ada pemilihan presiden atau tes menjadi menantu idaman para mertua sih? Kok ya sampai ada tantangan pimpin sholat magrib dan ngaji segala? Hmmm…
Tapi ya namanya juga negera Indonesia, katanya pemimpinnya itu harus Islami, harus bisa salat, dan kalau bisa ulama. Setidaknya itu sih yang kerap terdengar di telinga beberapa waktu terakhir. Kan, kemarin sempet ada banyak ulama masuk bursa cawapres kubu oposisi. Elahdalah yang maju pengusaha. Hehehehe.
Nah, biasanya kan calon presiden Joko Widodo yang diserang dengan politik identitas, yang katanya anti-Islam. Ehh, sekarang giliran calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang kena.
Beberapa waktu lalu doi ditantang La Nyalla untuk memimpin salat berjamaah maupun membaca Alquran sebaik Jokowi. Sebab, menurutnya, Prabowo belum memahami ajaran Islam dengan baik.
Yaa, pernyataan La Nyalla langsung disambut dengan pengakuan kubu Prabowo yang mencengangkan. Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa Prabowo memang tak mahir soal agama. Begitu pula dengan cawapres yang jadi pasangan Prabowo, Sandiaga Uno.
Wadaw, dulu katanya nganu, kok sekarang ngene? Hehehe.
Emang kalau pemimpin nggak bisa ngaji, masalah? Share on XSandiaga juga turut menanggapi tantangan La Nyalla tersebut. Menurutnya, dibandingkan pemahaman agama seseorang, isu soal masalah ekonomi lebih penting untuk menjadi pembahasan di Pilpres 2019.
Hmm, lagian siapa juga yang duluan bawa isu agama? Yang mendadak punya gelar ulama atau santri post-modern juga siapa? Gitu kok bilang ilmu agama nggak penting sih? Ee…masa iyaaa? Hehehe.
Tapi ya, sebenarnya omongan Sandiaga ada benarnya juga loh. Elite zaman sekarang terkadang suka membicarakan hal yang tidak sesuai dengan apa yang dipersoalkan masyarakat, yakni ekonomi. Padahal keinginan masyarakat cenderung simpel.
Kalau kata Sandiaga, masyarakat hanya peduli soal lapangan kerja, harga bahan pokok, biaya hidup, pertumbuhan ekonomi, dan penggunaan utang untuk kepentingan kalangan bawah. Iyaa, betul begitu. Masyarakat kita emang ‘awalnya’ mikirnya simpel. Cuma karena apa-apa digoreng, akhirnya jadi njelimet. Wkwkwk.
Sekarang rakyat kita banyak pertimbangan. Pemimpin itu nggak cinta ulama ah. Calon yang anu PKI. Ihh, calon yang itu dulu mantan jenderal di Orba. Sampai hubungan keluarga calon presiden juga bisa dipermasalahkan. Nah kan, rasaknooo… (E36)