Site icon PinterPolitik.com

Sandi ‘Khadafinya Jakarta’

Sandi ‘Khadafinya Jakarta’

Sandiaga Salahuddin Uno. (Foto: Kapanlagi)

“Berbuat baiklah kepada orang yang telah berbuat baik, lantaran kebaikannya. Sedangkan bagi orang yang berbuat jahat, maka kejahatan telah mencukupinya.”


PinterPolitik.com

[dropcap]W[/dropcap]akil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno tengah menikmati kepemimpinannya di DKI Jakarta yang penuh dengan masalah klasik yang tak pernah terselesaikan oleh satu generasi pemimpin sekalipun.

Bahkan bisa dikatakan, DKI Jakarta sebagai kota dengan kompilasi masalah selalu mewariskan masalah kepada kepemimpinan berikutnya. Kalau diwariskan begitu, selama kepemimpinan ngapain aja dong? Aahhh syudahhhlah.

Waduhhh, makanya kalau mau jadi Gubernur atau Wakil Gubernur di Jakarta itu motivasinya hanya ada dua aja, mau jadi pemecah masalah atau justru mau pewaris masalah? Hmmm, dipilih hayo yang mana, weleeeh weleeeeh.

Contoh saja satu persoalan di DKI Jakarta yang tak pernah diselesaikan secara baik, yaitu macet. Betapa pusingnya melihat macet itu kan, makanya tawaran solusi harus diberikan sehingga Sandiaga tak lagi dan lagi jadi pewaris masalah.

Bagi Sandiaga apa sih yang engga buat warga DKI Jakarta? Apa saja yang menjadi usulan yang terpenting demi kebaikan warga Jakarta. Sandiaga tak ingin lagi terjebak dalam masalah yang begini terus menerus, uhuuuukk, uhuuukkk.

Dari sisi ini, terpotret sikap Sandiaga yang beda tipis dengan Khadafi, si penguasa Libya dahulu kala yang senang menerima aspirasi dan memperjuangkannya secara bersama – sama sampai terealisasi. Uppsss, tapi jangan lihat dari kediktatorannya ya, karena di situ ada bedanya.

Makanya kalau urus macet sih, Sandiaga senang dan serius sekali sampe terjun langsung, seperti halnya juga Khadafi yang dulu pernah menangani langsung jaringan komunikasi ke Libya dengan membagikan empat juta unit komputer kepada warga.

Namun sayang sekali, Khadafi hanya ‘dikerjain’ warga agar memperjuangkan kepentingan masyarakat untuk memiliki alat komunikasi. Padahal warga punya agenda lain, yaitu membumihanguskan kediktatoran Khadafi.

Akhirnya Khadafi harus menikmati buah karyanya sendiri, digulingkan oleh media yang berasal dari komputer yang dibagikan Khadafi. Alhasil, senjata makan tuan.

Tak jauh berbeda dengan Khadafi, Sandiaga juga ‘dikerjain’ oleh warga DKI sebagai kelinci percobaan untuk merasakan kemacetan parah saat uji coba underpass.

Katanya Underpass yang diharapkan jadi solusi, bahkan malah jadi sumber kemacetan parah. Makanya biar aja tuh merasakan kemacetan parah seperti itu, supaya lebih serius lagi kalau mau mengusulkan solusi untuk Jakarta, weleeh weleeeh. (Z19)

Exit mobile version