“Saya di sini sebagai kader Gerindra, selalu samina waato’na, patuh sama putusan partai. Karena nanti Indonesia melihat Jakarta, kalau Jakarta sukses, insyaallah perubahan yang sama akan dibawa untuk Indonesia di 2019.” ~ Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]elesai juga penantian satu nama Cawapres dari poros Gerindra-PKS-PAN. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta akhirnya resmi mendeklarasikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Capres di Pilpres tahun 2019. Pertanyaan yang muncul berikutnya, siapa nih yang nanti akan menemaninya sebagai Cawapres?
Diantara beberapa nama yang sudah sempat muncul, ada satu nama yang cukup bisa mendongkrak jumlah suara. Yup, siapa lagi kalau bukan Gubernur DKI Jakarta saat ini, Anies Baswedan. Sejak Pilkada DKI kemarin, nama Anies memang menjadi figur yang cukup diperhitungkan. Dia berhasil menekuk keok Ahok (Gubernur Petahana) dengan berbagai amunisi demo berjilid-jilid. Mantap jiwa.
Mengusung Anies sebagai Cawapres, artinya ikut membawa efek sentimen agama dalam Pilpres 2019. Wah, bisa-bisa Pilkada DKI dijadikan role model untuk Pilpres 2019. Wuih, ngeri-ngeri sedap nih nanti. Ya ber-husnuzon aja nanti Indonesia gak sepanas Pilkada DKI kemarin. Mungkin strategi pemenangannya berbeda, toh Pilpres itu skalanya lebih luas dan lebih plural.
PolMark Indonesia memang sudah mengeluarkan survei mengenai Cawapres unggulan yang akan disandingkan dengan Pak Prabowo. Dan saat nama Prabowo disandingkan dengan Anies, hasilnya cukup mencengangkan loh, di luar ekspetasi. Angkanya cukup tinggi, yakni mencapai 17,2 persen, melebihi kandidat lain.
Mungkin hasil survei semacam ini yang menjadi pertimbangan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno untuk mencicipi kursi DKI-1 menggantikan Anies. Memang sih, Anies mengatakan kalau dia gak mau maju pada kontestasi Cawapres di Pilpres mendatang dan lebih memilih tetap ingin fokus kerja untuk DKI dulu. Tapi kalau Anies dipinang jadi Cawapres Prabowo, masa iya dia mau nolak? Toh belum tentu kesempatan ini datang dua kali.
Sebagai kader, saat ini Sandi memang sedang menunggu arahan Partai Gerindra mengenai nama calon yang akan mendampingi Prabowo. Siapa saja nama yang akan muncul, dia tetap akan mematuhi dan menghormati keputusan itu. Kalau kata Sandi sih sami’na wa atho’na (kami mendengar dan kami taat)”.
Dan jika dibanding dengan Anies, elektabilitas Sandi memang gak cukup kompeten mendampingi Prabowo sebagai Cawapres. Mungkin karena sadar diri, akan lebih rasional bagi Sandi untuk mendukung Anies maju cawapres mendampingi Prabowo. Dengan gitu, Sandi bisa duduk manis di kursi DKI-1 deh. Ada yang ‘kebelet’ jadi Gubernur DKI nih kayaknya. Toh kalau rezeki kan emang gak kemana, hahaha. (K16)