Site icon PinterPolitik.com

Sandi, Bapak PKL Indonesia

Sandi, Bapak PKL Indonesia

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno. (Foto: Liputan6)

“Orang yang mengambil inisiatif adalah yang memimpin, selalu dalam pihak yang menguntungkan, ia tahu apa yang harus diperbuatnya.”


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]edagang Kaki Lima (PKL) dulu disingkirkan karena menjamur di pinggiran jalan Ibukota. Apalagi dulu PKL dianggap sebagai ‘pengganggu’ suasana perkotaan. Wedeew.

Dulu dan kekinian sungguh berbeda. Ada perbedaan dengan nasib para PKL di era kekinian, khususnya di DKI Jakarta. Masih inget ga adanya penggusuran PKL massal dimana-mana? Satpol PP mengobrak-abrik barang dagangan PKL, hmmm sadis.

Tapi sekarang ga akan terjadi lagi. Karena kepemimpinan Anies – Sandi merawat PKL dengan ramah. Seolah baik ya, tapi upaya merawat itu tak dibarengi dengan tata kelola kota yang baik. Alhasil, semrawut!

Dimulai dengan kontroversi penataan Jalan Jatibaru yang tumpah ruah, para PKL turun ke jalanan. Merasa direstui turun ke jalanan, akhirnya PKL – PKL di daerah lainnya turun juga ke jalanan. Latah kali ya, ya iyalah harusnya adil dong, weleeh weleh.

Weleeeeh weleeeeh kalau di pinggir jalan semua diramaikan PKL, pejalan kaki jalan di mana ya? Woailaaaahhh, gimana coba itu? Namanya aja pejalan kaki, lah jalannya di mana kalau jalannya dipenuhi PKL? Terbang pake jurus bango gitu?

Bukannya ingin membenturkan antara pejalan kaki dan PKL, tapi sebabnya itu karena solusi dari Anies – Sandi yang bikin semrawut.

Masalahnya itu tentang PKL, tapi solusinya malah mengorbankan pejalan kaki. Hadeuuuuhhh, mengatasi masalah dengan masalah itu namanya.

Gagasan Sandiaga yang membuat PKL menjamur di Tanah Abang merambah ke daerah lain. Zzzzz. Seperti di Melawai dan berbagai daerah di Jakarta Selatan, ahhh syudaaahhhlah.

Karena gagasan Sandi yang kontroversi ini, mau tak mau ia harus lebih meningkatkan lagi idenya itu. Mari kita tantang. Beranikah Sandi mengizinkan PKL untuk berjualan di trotoar depan Istana Negara? Kalau punya nyali sih bisa harusnya.

Atau semua trotoar di Jakarta jadiin aja tempat PKL berjualan sekalian, weleeeeh weleeeh.

Kalau Sandi sukses untuk mengizinkan PKL jualan di Istana Negara dan seluruh trotoar di Jakarta, mari kita nobatkan Sandi sebagai Bapak PKL Indonesia.  Weedeeww.

Hanya Sandi yang layak memegang gelar itu, karena Sandi tegas membuat definisi baru penggunaan trotoar.

Trotoar mana lagi yang akan Sandi sulap jadi tempat jualan PKL? Weleeeeh weleeeeeh. (Z19)

Exit mobile version