“Cintamu itu hoaks. Sayangmu itu hoaks. Ternyata kau busuk. Sama kayak playboy Facebook” – Boiyen, Penyanyi Dangdut Indonesia
PinterPolitik.com
Kira-kira apa ya reaksi pertama masyarakat Indonesia kalau pemerintah memberlakukan program wajib militer? Kayaknya hal pertama yang dilakukan oleh kaum laki-laki adalah banyak-banyak berdoa sambil siapkan mental dan pura-pura sakit kali ya. Hehehe.
Untungnya Kementerian Pertahanan (Kemhan) nggak langsung memproses usulan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tentang program tersebut ya. Jadi nggak perlu deh repot-repot LDR-an sama si dia kayak di drama-drama Korea. Hehehe.
Menurut Menhan Ryamizard Ryacudu, Indonesia belum perlu wajib militer karena katanya Indonesia belum mau “perang”. Ah masa sih?
Kalau perang yang dimaksud adalah perang bersenjata yang sampe mati berdarah-darah sih mungkin iya masih jauh kali ya. Tapi sekarang di era Revolusi Industri 4.0 sudah mulai ada yang namanya perang siber loh pak.
Kok namanya “perang”, tapi nggak ada senjata atau memakan korban sih?
Mungkin kita tahunya selama ini perang siber tuh hanya sebatas tentang hacker kali ya. Padahal hoaks juga dapat dianggap sebagai salah satu bentuk dari perang siber loh.
Gatot Soroti Opini Yang Mengemuka Pasca Kerusuhan 22 Mei
Posted by Pinter Politik on Thursday, June 13, 2019
Tahun 2018 lalu perang siber terjadi di India. Banyak kasus kematian yang terjadi akibat maraknya peredaraan hoaks. Dalam rentan waktu 2 bulan bisa ada 20 orang yang meninggal dunia. Kalau gak percaya monggo tanya ke mbah Google ya.
Lebih lagi, menjelang Pemilu India 2019 kemarin, partai-partai saling menyebarkan hoaks yang menyebutkan kalau oposisi mereka pro terhadap kelompok non-Hindu.
Konon, mayoritas di India itu beragama Hindu dan sangat fanatik dan anti terhadap kelompok yang berbeda kepercayaannya. Hasilnya mereka sangat mudah untuk termakan hoaks deh. Tapi kok ini agak terdengar familiar ya kayaknya. Hehe.
Jangankan jauh-jauh ke India ya, di Indonesia sendiri perang siber juga sudah mulai terlihat benih-benihnya.
Contoh yang paling nyata tuh saat kerusuhan 21-22 Mei 2019 lalu. Entah siapa yang menyebarkan, tapi hoaks turut serta memperkeruh situasi, ibaratnya kayak menyiram minyak tanah ke api kerusuhan. Bahkan, kerusuhan itu sudah sampai memakan korban jiwa juga. Ngeri banget kan dampak perang siber ini.
Kalau begini ceritanya, yakin tuh kalau Indonesia masih belum mau “perang”? Bukannya sekarang kita sudah ada di kondisi siaga perang? Wajib militernya main PUBG aja pak, biar bisa menangkal hoaks. Upppss. Hehehe. (R20)