“Aku di sini kamu di sana, tapi kita tetap bisa berpelukan dalam doa dan puisi.” ~Helvy Tiana Rosa
PinterPolitik.com
[dropcap]A[/dropcap]da apa dengan KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) di acara “Sarang Berdzikir untuk Indonesia Maju” Jumat malam minggu lalu? Mengapa beliau menyebut nama capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam doanya, sementara capres nomor urut 01 Joko Widodo sedang berusaha khusyuk mengaminkan doa-doanya? Apakah itu menggambarkan pilihan politik Mbah Moen sesungguhnya?
Tidak ada yang tahu pasti. Tapi ya, muncul foto dan video viral dari santri yang diduga berasal dari Ponpes Al-Anwar asuhan Mbah Moen, yang bergaya di depan banner selamat datang untuk Jokowi namun dengan berpose dua jari dan membawa atribut kampanye pasangan capres-cawapres nomor urut 02. Mereka berpose dengan wajah yang amat ceria.
Hmmm, tapi mungkin juga ini dipengaruhi faktor U. Wong Mbah Moen udah berumur 90 tahun lebih. Atau barang kali Mbah Moen lupa mengubah nama yang tercatat di kertas doa yang ia baca, dari Prabowo menjadi Jokowi. Secara Prabowo udah lebih dulu nengok si Mbah. Hehehe.
Tapi yang lebih konyol lagi ya jelas kelakuan Ketua Umum PPP Romahurmuzy. Kayaknya doi geregetan banget gitu sama Mbah Moen. Sampai-sampai ketika Mbah Moen salah sebut nama, doi langsung menghampiri dan bisik-bisik. Mbah Moen pun langsung meralat doanya.
Bang Romy ini kenapa sih? Aku aja harus nonton videonya berkali-kali untuk menyadari kesalahan tersebut. Pas lagi nyebut itu juga suaranya kecil banget loh. Kalau begini kan masyarakat yang budeg bahasa Arab jadi ikutan sadar. Hehehe.
Nggak cuma itu yang bikin eik tergelitik manja. Itu loh, Bang Romy ngapain mendikte Mbah Moen soal dukungan politik di vlog yang Abang upload? Weleh, kalau gitu jadi terkesan maksa banget. Kenapa harus begitu? Nggak sabar karena Mbah Moen ngomongnya lama? Lagian sekarang di Instagram udah ada fitur IGTV keles, video lebih dari satu menit tetap bisa diupload.
Bang Romy kok maksa-maksa ulama sesepuh, sih? Share on XNih, kelakuan Bang Romy itu malah mengundang ledekan dari kubu lawan tahu. Bahkan ada yang sampai bikin puisi berjudul “Doa yang Ditukar”, kan jadi terasa makin konyol.
Kalau kata Ketua DPW PPP Jawa Timur versi Muktamar Jakarta, KH Muhammad Ikrom Hasan, sikap Bang Romy yang macam begitu itu malu-maluin. Mbah Moen itu adalah sosok ulama yang harus dijaga, bukannya didikte dalam urusan politik.
Bener juga ya, kenapa ya Romy berani kayak gitu ke sesepuh partainya sendiri, emangnya gak takut kualat? (E36)