“Paksa aku, bujuk aku, rayu aku untuk mencintai orang tuamu, dan jangan katakan kalau ayahmu itu seorang lelaki…”
PinterPolitik.com
“[dropcap]W[/dropcap]iro, Wiro sableng, Sinto, Sinto gendeng, Wiro murid sableng, Sinto guru gendeng.”
Hayo-hayo, apa yang terlintas nih di benak kalian jika membaca kutipan di atas? Wkwkwkw, yoi gengs, eyke juga teringat kok dengan kampak dan angka 212-nya Wiro Sableng. Kutipan soundtrack film Wiro Sableng itu memang sempat tenar pada tahun 1990-an gengs.
Nah, apa hanya eyke aja nih yang kalau lihat angka 212 jadi keingat sama aksi bela Islam yang sempat memadati area sekitar Monumen Nasional di saat Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu? Weleh-weleh.
Sepakat enggak gengs kalau angka 212 itu seakan menjadi lambang kekuatan yang konsisten dalam menghembuskan nafas perjuangan dan pergerakan?
Hmmm, karena kata-kata Ahok yang tidak lebih dari 10 menit itu akhirnya berhasil membuat masyarakat berbondong-bondong datang ke Jakarta dan melebur bersama kelompok progresif yang dinamakan GNPF-MUI. Sekarang ini kelompok itu juga dikenal dengan sebutan alumni aksi 212.
Untung saja masyarakat enggak berbondong-bondong ke Jakarta untuk ngantri sembako ya gengs. Hmmm, tapi kalau sampai antri sembako sebenarnya juga wajar sih, soalnya kan ekonomi lagi sulit banget nih. Eh, sebentar ekonomi sulit itu kalau katanya berita ya gengs wkwkwk.
Kiai Ma’ruf Amin yang pada saat itu keras bersama gerakan 212 menolak PDIP serta kata-kata Ahok, kini sudah melunak gengs. Melunak bukan karena umur, Ma’ruf melunak karena akhirnya sekarang ia merapat ke PDIP untuk maju sebagai cawapresnya Jokowi. Wkwkwkwk.
Gimana nih menurut kalian sikapnya Ma’ruf? Selain itu, menurut kalian apa pengaruhnya masih sekuat seperti di Pilgub DKI Jakarta? Mungkinkah mereka bakal ikut dukung Ma’ruf bersama PDIP dan koalisi?
Kalau menurut eyke sih gengs, mimpi kali yey. Wkwkwk.
Buktinya nih, Majelis Nurul Mustofah yang dikepalai Habib Hasan Assegaf dan Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif telah menyatakan sikap untuk tetap menolak PDIP.
Nah khususnya lagi gengs, mereka menolak jika Habib Rizieq Shihab selaku Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) bergabung dengan Ma’ruf bersama dengan gerbong PDIP. Weleh-weleh.
Katanya gengs Rizieq dan bala pasukannya akan tetap konsisten “merusak” suara PDIP pada Pemilu 2019 nanti. Weleh-weleh, totalitas tanpa batas banget ya.
Hal itu dapat dibuktikan oleh pihak 212 yang mengatakan bahwa dari awal Rizieq itu selalu berteriak untuk menenggelamkan PDIP, tenggelamkan banteng! Hmmm, apa ini pertanda lobi Ma’ruf ke Saudi nanti jadi pepesan kosong? Wkwkwkwk.
Btw gengs, sikap 212 itu keren loh. Mereka berpolitik seperti ini tidak memiliki seribu alasan untuk berpindah hati dan tetap fokus pada target sasaran wkwkkwk. Salut deh. Tapi asalkan tetap konsisten ya, jangan gara-gara dapat “suntikan”, malah berubah dukungan politik. Kan lucu jadinya. Hehehe. (G35)