“Berhasil mengalahkan dirimu, menjadikanmu dewasa. Berhasil mengalahkan orang lain, menjadikanmu pemenang. Tapi memberhasilkan orang lainlah yang menjadikanmu pemimpin.” ~Mario Teguh
PinterPolitik.com
[dropcap]W[/dropcap]ali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma mengaku bersedia jika ditunjuk menjadi bagian dari tim pemenangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Pemilu 2019. Namun, hingga saat ini belum ada permintaan langsung dari partainya, PDI-Perjuangan.
Hm, tenang saja Bu. Mungkin sebenarnya sudah ada kode tapi sinyalnya belum sampai ke Surabaya. Jokowi-Ma’ruf tentu membutuhkan orang berpengaruh seperti Anda, yang dicintai dan dikagumi rakyatnya. Uwuwuwuwuw, tersipu malu nggak mendengarnya?
Tapi ngomong-ngomong Bu Risma emangnya lagi nggak sibu-sibuk banget ya? Kan jadi tim pemenangan itu memakan waktu dan energi. Hehehe.
Risma mengatakan sampai saat ini belum ada surat resmi dari PDIP. Tanpa surat itu dirinya tidak bisa ujuk-ujuk membantu. Bisa-bisa kena tegur Panitia Pengawas Pemilu Pemkot Surabaya. Ihhh, jangan sampai ya Bu, malu-maluin kalau ditegur tuh. Nanti elektabilitasnya turun, terus susah kalau mau naik jabatan jadi gubernur. Ehhh.
Menurut Risma, permintaan semacam itu biasanya dilakukan secara mendadak oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Misalnya ke Papua, nanti baru dikabarinya satu minggu sebelumya.
Wah, kalau begitu mah riskan loh Bu. Nanti kalau ternyata ada urusan negara eh urusan darurat, warga ada yang butuh Ibu,tapi ternyata harus jadi timses, piye?
Eh tapi nih ya, kalau dipikir-pikir Bu Risma ini cocok loh jadi timses. Selain disayangi rakyatnya, Bu Risma itu penyayang. Peka gitu kalau ada urusan yang merusak perdamaian.
Denger-denger kemarin Bu Risma mencoba melakukan deteksi dini terhadap isu SARA dan politk identitas menjelang Pemilu 2019, ya? Ih, bagus banget itu. Perlu ditularkan kepada semua timses para calon presiden. Biar pemilunya adem gitu khaann, nggak kesel-keselan, nggak rusuh. Ulalala, manjahhh…
Ngomong-ngomong ku jadi ingin sedikit bernostalgia dengan kata-kata Bu Risma, yang ini nih: “Seorang pemimpin harus ikhlas dan tulus dalam memperjuangkan nasib masyarakat, karena pemimpin adalah pelayan”. Ihh, cucok meong… Nanti kalau ketemu Pak Jokowi dan Kyai Ma’ruf, mbok jangan sungkan diingatkan begitu, ya. (E36)