“Pertemuan yang kuimpikan kini jadi kenyataan. Pertemuan yang kudambakan ternyata bukan khayalan. Sakit karena perpisahan kini telah terobati. Kebahagiaan yang hilang kini kembali lagi”. – Rhoma Irama, ‘Pertemuan’
PinterPolitik.com
Pertarungan antara Floyd Mayweather Jr. melawan Manny Pacquiao pada 2015 lalu dijuluki sebagai fight of the century atau pertarungan abad ini dalam dunia tinju. Pasalnya, pertemuan salah dua petinju terbaik sepanjang sejarah ini memang telah ditunggu-tunggu oleh banyak pihak.
Sebagai fight of the century, pertarungan Mayweather melawan Pacquiao ini layak untuk disejajarkan dengan pertarungan antara Muhammad Ali melawan Joe Frazier pada 1971 yang memang juga menjadi salah satu pertarungan yang ditunggu-tunggu.
Nah, layaknya dua fight of the century itu, publik kini juga menunggu-nunggu satu pertemuan lain. Bedanya, kalau dalam tinju, pertemuan itu adalah untuk bertanding dan menentukan siapa yang terbaik. Sementara kalau pertemuan yang ini justru sebaliknya, bertujuan untuk mendinginkan suasana dan mencegah terjadinya konflik.
Yap, itulah pertemuan antara Jokowi dan Prabowo Subianto, dua kontestan yang bertarung pada Pilpres 2019 ini. Ibaratnya meeting of the century, pertemuan kedua tokoh ini diharapkan mampu menjadi solusi dan memberikan angin segar untuk kondisi politik tanah air yang sempat panas akibat polarisasi. Apalagi pasca kerusuhan yang terjadi pada 22 Mei 2019 lalu.
Asal negosiasinya jangan bikin sengsara rakyat ya pak. Piknik-piknik dong ke YouTube dan nonton Sexy Killers. Share on XNamun, pertemuan ini ternyata tak mudah terjadi. Entah kesepakatan atau hitung-hitungan apa yang belum terjadi di antara dua kubu tersebut. Yang jelas, sejak selesai hari pemungutan suara, Jokowi telah menugaskan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan untuk mengupayakan komunikasi tersebut.
Belakangan, Luhut dikabarkan telah menelepon Prabowo dan memperingatkannya terkait “bisikan-bisikan maut” di sekitarnya. Keren banget istilahnya, Pak. Hehehe.
Berbagai spekulasi memang bermunculan terkait alasan belum terwujudnya pertemuan tersebut. Ada yang bilang alasannya karena Prabowo masih yakin akan menang berbekal tuduhan dugaan kecurangan yang tengah diperkarakan ke Mahkamah Konstitusi. Tapi ada juga yang bilang karena belum ada deal-deal-an terkait ganti rugi dana kampanye. Upppss, yang terakhir itu kata rumput yang bergoyang loh ya hehe.
Yang jelas, kalau tidak ada kesamaan persepsi dan kepentingan yang bisa terakomodasi, memang pertemuan ini akan terus menggantung, seperti lagunya Melly Goeslaw hehe. Lha Mayweather sama Pacquaio aja pas sebelum bertinju negosiasi bayaran dulu kok, masa yang ini nggak bisa?
Asal negosiasinya jangan bikin sengsara rakyat ya pak. Piknik-piknik dong ke YouTube dan nonton Sexy Killers. Lumayan buat nambah viewers yang sekarang udah sampai 23 juta.
Ah, republik! (S13)