“Selamat tinggal sayang. Bila umurku panjang, kelak kukan datang ‘tuk buktikan, satu balas ‘kan kau jelang. Jangan menangis sayang. Kuingin kau rasakan, pahitnya terbuang sia-sia, memang kau pantas dapatkan.” ~ Cokelat, ‘Karma’
PinterPolitik.com
[dropcap]H[/dropcap]ari ini matahari terlihat sungguh besar dan sangat panas. Seakan tidak mengenal rasa belas kasih, matahari tegas pancarkan sinarnya yang menyilaukan.
Berbeda dengan kisah ayah dan kedua anak di sebuah kota di Jawa Barat. Keluarga ini sungguh terlihat bahagia meski matahari kurang bersahabat menyorotinya.
Ayah Romli : Hari ini panas sekali ya, sampai-sampai darahku ingin muncrat dari lubang pori-poriku yang mungil ini. Aduh lama sekali anak-anakku belum pulang. Mereka di mana ya? Apa mereka berhasil mengalahkan komplotan Asyik dalam keadaan panas gini ya?
Romli terlihat gusar dan gelisah karena panasnya matahari, serta memikirkan nasib kedua anaknya yang sedang berkelana memburu komplotan Asyik di luar pekarangannya. Sementara di ujung jalan, Emol dan Uun berjalan pulang.
Emol : Alhamdulillah yah, setelah sepuluh tahun akhirnya kita berhasil mengalahkan komplotan Asyik itu, sesuatu sekali hehehe.
Uun : Takbir…!!! Sangat membanggakan kak, kita menang melawan komplotan Asyik itu, aku tidak menyangka kita kuat!
Emol : Benar adikku, kita berhasil. Ayo kita kembali ke desa, kita harus segera bertemu ayah untuk merayakan kemenangan kita. Kemenangan ini akan kita persembahkan ke Wiwi Peri di tahun depan.
Kakak dan adik itu bergegas kembali ke desa dan bertemu dengan ayahnya.
Emol : Ayaaaaaaah! Kami kembali dan menang melawan komplotan Asyik itu ayah. Kerajaan kita telah bersinar di Jawa Barat. Kota ini sudah bebas dari belenggu komplotan Asyik ayah!
Ayah : Takbir…..!!! Alhamdulillah kita menang anakku, kalian hebat, kalian harus tunjukkan prestasi berikutnya untuk memenangkan hati Wiwi Peri. Demi keluarga kita dan demi rakyat kita!
Emol : Baik ayah, kapan kita bisa bertemu Wiwi Peri? Kapan kita bisa mendapat penghargaan atas prestasi ini ayah?
Ayah : Jangan senang dulu anakku, pertarungan sebenarnya ada di tahun depan. Kita harus fokus kalahkan musuh dan sekutu mereka yang kuat. Kita harus tetap waspada sampai tahun depan.
Emol & Uun : Baik ayah! Kita akan berusaha sekuat tenaga memenangkan Wiwi Peri di tahun depan!
Langkah mereka tidak berhenti sampai di situ karena mereka harus menahan rasa bahagia demi mengutamakan kebahagiaan warga Jawa Barat. Dan mereka harus memenangkan Wiwi Peri di kayangan sebab kekuatan mereka selalu dipasok Wiwi Peri.
Yakinkah Wiwi Peri dapat mengalahkan musuhnya dengan menggunakan bala bantuan Emol dan Uun yang berhasil mendapatkan gelar ‘Duo Rindu’?
Bagaimana ‘Duo Rindu’ ini memenangkan pertempuran? Ternyata mereka menggunakan strategi Sun Tzu, simak kata-katanya: “Bertempur dan menaklukkan musuh dalam peperangan bukanlah kehebatan paling tinggi; kehebatan tertinggi terjadi ketika Anda mampu menghentikan musuh tanpa perlawanan.” (G35)