HomeDuniaRibuan Warga New York Turun ke Jalan

Ribuan Warga New York Turun ke Jalan

Di jalan-jalan Kota New York, “markas”  Trump, pengunjuk rasa dari beragam usia dan latar belakang berkumpul di Columbus Circle, tepatnya  di depan Trump International Hotel, dekat Central Park. Di sana mereka  menyuarakan penolakan terhadap Trump.


pinterpolitik.com

NEW YORK – Suara penolakan dari warga Amerika Serikat terhadap Presiden  Donald Trump masih ramai.  Tepat satu bulan mantan pengusaha besar itu dilantik sebagai persiden AS, Senin (20/2/2017) waktu setempat, sekitar 10.000 orang peserta aksi unjuk rasa memenuhi jalan-jalan di Kota New York. Mereka menggelar demonstrasi dengan meneriakkan yel-yel, “not my president!”

Media melaporkan, aksi di New York adalah  bagian dari unjuk rasa serempak di sejumlah kota di AS, pada saat merayakan  “Hari Presiden”. Kelompok anti-Trump menggunakan hari libur publik itu untuk menggelar demonstrasi. Selain di New York, warga AS mengggelar unjuk rasa di Los Angeles, Chicago, Atlanta,  Washington, DC dan lainnya.

Di jalan-jalan Kota New York, “markas”  Trump, pengunjuk rasa dari beragam usia dan latar belakang berkumpul di Columbus Circle, tepatnya  di depan Trump International Hotel, dekat Central Park. Di sana mereka  menyuarakan penolakan terhadap Trump.

Polisi memperkirakan 10.000 orang turun ke jalan. Salah seorang pendemo,  pensiunan psikoterapis, Rima Strauss, menggunakan jaket denim dengan kancing bertuliskan “Not my president”.

Pengunjuk rasa yang lain mengangkat poster bergambar Presiden Rusia Vladimir Putin menggendong bayi berwajah Trump.

“Dia telah menyakiti bangsa kami. Kami akan kehilangan bangsa ini jika kami tidak melakukan sesuatu,” kata Strauss.

Ia berkata: “Trump tidak akan mendengarkan kami, tapi jika orang-orang bisa macam kami turun ke jalan, mungkin kami bisa mewujudkan sebuah revolusi melawan Trump, semoga.”

Di Los Angeles, pendemo mengangkat spanduk anti-Trump di luar City hall. Beberapa pesan di dalam spanduk itu antara lain “1. Resist 2. Impeach”.  (Kps/E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...