HomeCelotehReview Film Horor: Pengabdi Setnov

Review Film Horor: Pengabdi Setnov

Papa the Series, Episode #3: “Film horor terbaru sudah keluar, tetapi tidak perlu ke bioskop untuk nonton!”


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]S[/dropcap]aat masyarakat sedang dilanda euforia peluncuran film horor Pengabdi  Setan karya sineas Joko Anwar, ‘kehororaan’ film itu seolah tergantikan oleh ketok palu hakim Cepi Iskandar.

“Tidak sah!” demikian kata hakim berambut uban tersebut terkait penetapan tersangka pada Ketua DPR RI, sekaligus Ketua Umum Golkar, Setya Novanto. Kata-kata itu seolah berdengung di telinga aktivis-aktivis pembela KPK dan pegiat anti korupsi. Tidak sah? Tanpa soundtrack sekalipun kata-kata itu sudah terdengar horor!

Akhirnya, Setnov pun bebas dari status tersangka yang ditetapkan kepadanya.

Status ‘tidak sah’ ini memang sebenarnya bisa diprediksi, mengingat beberapa waktu terakhir, pengusutan kasus mega korupsi KTP elektronik menjadi semakin tidak jelas. Pada beberapa kali persidangan, nama Setnov pun tidak muncul. Padahal, ia disebut-sebut sebagai salah satu pihak yang paling bertanggungjawab dalam kasus ini.

Horor-nya kasus ini sebetulnya sudah sangat terlihat ketika salah satu saksi kunci bernama Johannes Marliem tewas – disebut-sebut karena bunuh diri. Horor, men!

Apalagi kasus ini juga menjadi salah satu alasan mengapa DPR ngotot membentuk Pansus Angket KPK yang kalau dilihat-lihat pembahasannya, bertujuan untuk mengkebiri kewenangan lembaga anti rasuah tersebut.

Horor banget! Pansus Angket KPK ini terlihat seperti sekelompok zombie dalam serial The Walking Dead yang menggentayangi gedung KPK. Ada yang sampai maksa-maksa bawa koper segala ke gedung KPK!

Baca juga :  Prabowo's Justice League 

Lebih horor lagi ketika beredar foto Setnov yang sedang terbaring di rumah sakit dengan berbagai alat bantu kesehatan melekat padanya.

Kata teman saya, itu scene paling horor sejauh ini! “Gila, itu alat EKG-nya datar-datar saja – alias sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan – tetapi yang terbaring sakit itu masih hidup ternyata! Harusnya kan ada bunyi tit tit tit dan tanda bergelombang”, begitu kata dia.

Lebih horor lagi, gara-gara film itu – eh maksudnya foto itu – kegaduhan pun melanda partai beringin: kudeta berhembus! Banyak pihak ingin Setnov mundur dari jabatannya sebagai Ketua Partai Golkar!

Scene horor ditutup dengan kabar bahwa Setnov akan keluar dari rumah sakit hari ini! Hari ini, men! Catat tanggalnya, 2 Oktober 2017! Orang yang beberapa hari lalu terlihat tak berdaya di ranjang dengan alat bantu kesehatan yang seolah menunjukkan dia sakit berat, hari ini sudah bisa keluar dari rumah sakit! Horor banget!

Hmm, Joko Anwar kayaknya salah hari meluncurkan film Pengabdi Setan. Sehari setelahnya ternyata ada film yang horornya tingkat dewa: Pengabdi Setnov! Siap-siap merugi, Om Joko Anwar.

“Ah, Dul, mandi dulu sana kau. Kan kau mau ketemu orang-orang besar di INTI, kayak bapak itu”.

Husss, kita lagi ngomongin film, bukan Pilpres!

Sementara di tempat lain, orang-orang teriak karena surat menteri tentang utang perusahaan plat merah bocor! Harga batu bara sedang naik dan proyek setrum terancam gagal!

Makin pusing lah jadi warga Indonesia. Ngurusi film horor aja nggak beres-beres, apa kata Joko Anwar…

(S13)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.