“Pendidikan membutuhkan uang. Begitu juga dengan kebodohan.” ~Claus Moser
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]asing-masing kubu peserta pemilu biasanya memiliki banyak cara dalam menghimpun dana. Tapi yang lagi hits saat ini adalah dengan cara membuka sumbangan dari rakyat. Kenapa minta uang ke rakyat? Ya, biar kesannya merakyat dan nganu. Hehehe.
Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Wahyu Sakti Trenggono secara resmi membuka rekening dana kampanye ‘Gotong Royong’ Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019.
Yup, walaupun dana awal kampanye mereka jauh lebih banyak daripada kubu sebelah, mereka tetap mengharapkan partisipasi rakyat untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf. Selain itu, rekening tersebut juga menjadi tanda bahwa Jokowi-Ma’ruf terbebas dari segala bentuk mahar politik. Lebih transparan gitu loh… Hmm, tapi yakin nih, nggak punya dompet lain? Ehhh, cuma nanya… Hahaha.
Menurut Wahyu, kekuatan Jokowi-Ma’ruf terletak pada kekuatan gotong royong. Bisa dilihat dari besarnya partisipasi publik dan membangun proses kampanye hingga hari H pencoblosan dan terhindar dari politik mahar 1 triliun.
Ehhh, moon maap. Ini lagi nyindir kubu sebelah ya? Kok nyebut-nyebut angka 1 T? Duh, duh, kalau beritanya nggak bener gimana tuh? Itu zolim namanya. Hehehe.
Jokowi-Ma'ruf buka rekening Gotong Royong. Ada yang mau nyumbang? Share on XLagian kubu sebelah juga mengajak rakyat berpartisipasi mengumpulkan dana kampanye kok. Inget nggak, Sandiaga Uno pernah dapat uang dari emak-emak berapa banyak? Hayooo…
Wahyu melanjutkan pihaknya optimis pembukaan rekening dana kampanye bisa meningkatkan partisipasi masyarakat menyumbang bagi pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019. Doi juga memastikan bahwa pengelolaan dana partisipasi masyarakat di rekening tersebut diatur berdasarkan peraturan KPU.
Yowis, berapapun dana kampanye yang terkumpul dan ‘terbuang’, ehhh… terpakai, tolong diperjelas asal usulnya. Jangan sampai menerima uang dari hasil korupsi, organisasi kriminal atau sumbangan luar negeri.
Tolong ya Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu budiman yang katanya nggak pernah serah terima mahar politik, gunakanlah dana kampanye dengan jujur. Karena aku tahu rasanya dibohongin itu, sakit banget… (E36)