“Tanpa rasa saling menghormati apa bedanya manusia dengan binatang?” ~Konfusius
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]elain Sulawesi Tengah yang diguncang gempa besar hingga menyebabkan tsunami, siapa sangka batin kubu Prabowo Subianto ikut kena guncangan dahsyat hingga hampir memutuskan urat malunya. Dan semua itu karena apa? Yup, cerita hoaks penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet.
Kubu Prabowo tuh yang paling semangat mem-blowup pemberitaan tersebut. Bela-belain Ratna dan menuduh pelaku adalah bagian dari rezim pemerintah, sampai ada yang buat konferensi pers sampai mengharu biru. Semangat sekali kan? Sekarang gimana?
Sekarang mereka pun makin semangat, semangat menutupi rasa malu, semangat memperbaiki nama baik yang ikut terkoyak, dan tentunya semangat menuntut Ratna Sarumpaet. Uluh-uluh…
Sekjen Relawan Jokowi Go-Join, Liston Barungbung menilai, pembelaan Prabowo dan tim pemenangannya terhadap Ratna Sarumpaet merupakan bukti nyata politisasi kasus demi kepentingan pilpres.
Lah, kok pikiran ku bisa sama dengan Bapak ini ya? Jangan-jangan… Ehh, nggak jadi deh. Wkwkwk.
Setelah membela mati-matian Ratna Sarumpaet, kubu Prabowo sudah malu tertimpa komentar sadis pula. Syedih gaes~ Share on XWalaupun Prabowo dan tim nggak tahu kebohongan Ratna, harusnya pembelaan yang dilakukan nggak perlu berlebihan. Begitu menurut Liston, sudah menunjukkan bahwa mereka tak memilih rasa empati terhadap korban gempa dan tsunama di Sulawesi Tengah.
Hmm, kalau dipikir-pikir, Ratna Sarumpaet kalau bikin hoaks boleh juga ya. Sejak kemarin berita soal gempa di Sulawesi Tengah kalah eksis dibandingkan pemberitaan tentang dirinya. Kehidupan politik Indonesia sungguh luar biasa. Prok, prok, prok.
Menurut Liston, sikap reaktif Prabowo menunjukkan kepentingan politik lebih dominan daripada mendengarkan suara kemanusiaan untuk korban bencana alam. Ia merasa kubu Prabowo benar-benar buta kekuasaan, sehingga menghalalkan segala cara untuk berkuasa di politik Indonesia.
Sekumpulan batu yang berwujud manusia. Begitulah perumpamaan Liston untuk menggambarkan sikap kubu Prabowo.
Ckckck, tega banget sih sampai dibilang batu. Kasian loh mereka, sudah malu tertimpa nyinyiran lagi. Ku jadi sedikit terenyuh melihat mereka. Konyol sih, pengen ketawa takut dosa. Hmmm…
Ternyata nggak cuma media massa aja yang harus cover both side gaes, kalian-kalian sebagai individu juga harus hati-hati dalam menerima berita hoaks. Maksud hati ingin memamerkan kepedulian, eh, malah bersambut batu. Sedih gaes…
Kalau kata Liston, dibanding mempermasalahkan hal yang belum tentu benarnya, mending cari kegiatan positif lain yang lebih berfaedah, seperti misi kemanusiaan gitu. Hehehe. (E36)