“So please indulge me, and just let me go through this.” – Halle Berry
PinterPolitik.com
Puan Maharani resmi dilantik sebagai Ketua DPR periode 2019-2024.
Hati saya sebenarnya riang, mengetahui bahwa Puan telah mundur dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Namun kembali bingung ketika dia mengikuti jejak Yasonna Laoly untuk “pulang kampung”.
Masuknya Puan Maharani ke Senayan pun agaknya memang sudah direncanakan dengan matang. Pasalnya setelah PDI-P meraih suara mayoritas, Puan sebagai trah Soekarno didaulat oleh ibunya sendiri, Megawati untuk dimajukan sebagai calon Ketua DPR.
Terpilihnya Puan Maharani sebagai Ketua DPR perempuan pertama, menurutnya merupakan prestasi bagi kaum perempuan di dalam politik, setelah 70 tahun posisi strategis itu selalu diisi kaum pria.
Nah, tapi kita sebenarnya bisa bertanya, apakah Puan jadi Ketua DPR karena prestasinya sebagai perempuan yang tak kalah dari pria? Soalnya kan, ibunya Mbak Puan ini Ketua Partai sehingga jalan Puan ke tampuk kekuasaan di Senayan selicin jalan menurun sehabis hujan.
Cukup mengkhawatirkan ketika Puan yang rekam jejak prestasinya tidak banyak terdengar, resmi dilantik sebagai Ketua DPR baru di tengah huru-hara demonstrasi. Puan mau pakai cara apa untuk menyerap aspirasi masyarakat dengan lebih efektif?
Sebenarnya, ada baiknya Mbak Puan jangan takabur dulu bilang bahwa dirinya sebagai Ketua DPR perempuan pertama sebagai suatu pencapaian dalam emansipasi. Pasalnya, belum terlihat nih nuansa meritokrasi dan buat banyak orang kental nuansa dinasti politiknya.
Coba Mbak Puan tengok film Catwoman tahun 2004. Catwoman merupakan salah satu pelopor superheroes perempuan pertama berdasarkan komik. Walaupun aktris sekaliber Halle Berry menjadi pemain utama, tetap saja filmnya dikritik tajam karena minim kualitas.
Halle Berry bahkan memenangkan Golden Raspberry Awards yang merupakan penghargaan untuk performanya yang buruk. Waduh, udah kerja cape cape malah dihujat ya.
Nah, saya takut lo kalo Mbak Puan kinerjanya kurang berkualitas bisa-bisa didemo berjilid-jilid kayak yang terjadi baru-baru ini. Jadi ya, jangan buru-buru banggalah jadi Ketua DPR perempuan pertama setelah 70 tahun.
Mendingan sebelum bilang emansipasi coba tengok rekan ibu sesama menteri, Bu Susi Pudjiastuti, Bu Retno Marsudi dan Bu Sri Mulyani. Mereka semua kan juga perempuan pertama di jabatan mereka sekarang, tapi pencapaiannya juga banyak tuh.
Jadi ayolah belajar lagi dan jangan takabur. Jangan sampe bernasib seperti Catwoman. (M52)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.