“I don’t care what you’re saying. I don’t care what you’re thinking.” ~ Avril Lavigne
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]ukmawati Soekarnoputri sedang diperbincangkan banyak orang, tapi bukan tentang gagasan besar seperti ayahnya.
Sukmawati mungkin lebih suka jadi tokoh yang kontroversial kayaknya ya. Mungkin lebih asyik sepertinya, begitu kali ya, weleeeh weleeh.
Buktinya saja, Sukmawati lebih dikenal dengan puisinya, antara konde dan cadar, hmmm. Perdebatan yang amat panjang bila membahas tentang konten itu, mau ditinjau dari perspektif Islam atau seni sekalipun, pasti “debat tebel“ ga kelar – kelar, hmmm.
Tapi mungkin yang terpenting kontroversi dulu, kalau jadi rame ya tinggal minta maaf. Lah emangnya bisa kayak gitu? Hmmm, ga tau deh.
Mungkin ga sih kalau kasus Sukmawati ini mirip dengan kasus Ahok, hmmm kayaknya ada bedanya deh.
Kalau Ahok kan kayak keceplosan dalam penjelasannya gitu ya, nah kalau Sukmawati itu dengan penuh kesadaran karena sambil baca teksnya juga, sambil menghayati bait – bait puisinya lagi, hmmm secara tidak langsung Sukmawati pasti tahu arti mendalamnya kayak gimana.
Tapi kalau dari pihak keluarga Bung Karno sendiri gimana ya nanggepin hal kontroversi tentang Sukmawati ini? Hmmmm, apa ada yang komentarnya miring atau memang dukung semua? Wadidaw, entahlah.
Mari kita tanyakan ke Puan Maharani, bagaimana sih tentang karya puisi sang Tante? Apakah keluarga Bung Karno baru tahu kalau Tante Sukma punya bakat terpendam menulis dan membacakan puisi? Hikkkssss hikkksss.
Kalau Tantenya sudah terkenal jadi pujangga, kan bisa bikin bangga keluarga. Cuma ya dengan catatan, puisinya jangan kayak kemaren, itu sih mancing kegaduhan namanya, weleeeh weleeeh.
Nah kalau Puan ada niatan belajar bikin dan baca puisi ga ya? Uppsss, ga tau deh, kan tahu sendiri Puan sibuk jadi Menteri Koordinator PMK, jadi kayaknya ga sempet deh kalau mau belajar bikin puisi.
Tapi kalaupun mau, Puan tinggal kursus sama Tantenya aja ye, ehmmm, tapi jangan diajarin yang kemaren ya, uppsss.
Kalau ditanya tentang puisi yang kemaren, Puan punya penilaian apa tentang karya sastra tantenya? Waduhhh, kok Puan malah diem aja sih, saking takjubnya atau saking ga ngertinya? Weleeeh weleeeh.
Sambil berbisik, Puan mengatakan, sakarepmulah, Puan tak mau ikut campur urusan itu, uppsss, ya udah deh. (Z19)