“Kebenaran cuma ada di langit dan dunia hanyalah palsu, palsu.” ~Soe Hok Gie
PinterPolitik.com
[dropcap]J[/dropcap]adi nih ada pertanyaan dari kubu Jokowi soal hasil Ijtima Ulama II yang tetap mendukung Prabowo padahal cawapresnya bukan dari kalangan ulama. Menurut Wakil Sekretaris Tim Kampanye Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Raja Juli Antoni, sikap Prabowo yang demikian itu merupakan sikap tidak amanah.
Hmm, kalau begitu apakah Jokowi dibilang amanah karena memilih KH. Ma’ruf Amin menjadi cawapresnya? Ohh, salah alamat. Wong Jokowi nggak pernah diminta untuk itu kok. Jangankan diminta milih cawapres ulama, diundang ke Ijtima Ulama aja nggak. Gimana dongsss? Hehe.
Sepengetahuan Raja Juli, dalam ajaran Islam, orang yang melanggar amanah terbilang berdosa. Ia pun meragukan motif peserta Ijtima Ulama II mendukung Prabowo.
PSI: Prabowo Nggak Amanah! Share on XYa, kalau berdosa kan tinggal bertobat. Kubu Prabowo sudah melakukannya kok, yakni dengan cara melabeli Sandiaga Uno dengan sebutan ulama. Alhamdulillah, sekarang Sandiaga adalah seorang ulama yang ahli di bidang ilmu pengetahuan. Kalau ilmu agama? Hmm, sebentar tak tanya Hidayat Nur Wahid dulu.
Rupa-rupanya, Raja Juli juga menyoroti siapa saja yang datang pada Ijtima Ulama II. Ia terheran-heran, kok nggak ada pimpinan ormas Islam besar yang hadir? Nggak ada Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama, KH Saiq Aqil Sirajd, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, dan Ketua Umum Persatuan Islam Ustaz Aceng Zakaria.
Lah, mana saya tahu. Saya kan nggak diundang…
Mungkin pada saat itu, para pemimpin ormas tersebut lagi pada menghadiri pengajian. Toh ada ulama-ulama lainnya. Tapi jangan tanya diriku ya, yang datang ulama dari bidang apa aja. Hmmm…
Konon, ulama-ulama yang hadir dalam acara ijtima akan masuk dalam timses Prabowo-Sandiaga. Namun hingga saat ini, Sandiaga mengaku belum menerima nama-nama ulama tersebut.
Ya, masing-masing kubu mengklaim didukung ulama. Mungkin benar apa yang Sujiwo Tedjo pernah bilang, “Jumlah ulama di Indonesia apa emang tak terhingga ya? Mereka sudah diklaim mendukung kubu yang satu. Eh, ternyata masih selalu ada mereka lainnya.” (E36)