Site icon PinterPolitik.com

PSI Ngidam Tempe Buatan Sandi

PSI Ngidam Tempe Buatan Sandi

Foto Istimewa

“Gigi kalian bagaikan emas yang silau dan berkarat.”


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]andiaga Uno disebut tengah menjalankan strategi menakut-nakuti rakyat lantaran menyebut tempe setipis kartu ATM. Wih, masa sih gengs?

Ini serius? Kalau Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni bilang, cara-cara semacam itu juga dilakukan Sandi saat kampanye di ajang Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Sekedar untuk meningkatkan popularitas diri?

Bentar dah emang kalian takut kalau tempe jadi setipis kartu ATM? Bukannya emang ada ya yang jual tempe setipis itu? Eh, tapi kalau setipis itu buat keripik deng, bukan buat direbus atau digoreng.

Selain itu gengs menurut Antoni, Sandi juga memanfaatkan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS untuk menakut-nakuti rakyat seolah-olah kebutuhan pangan pokok turut terdampak naik.

Jadi, Sandi mengorganisasi politik ketakutan pada masyarakat. Sandi katakan bahwa Rp 100 ribu hanya dapat bawang merah dan cabai. Nyatanya masih banyak kok ibu-ibu yang belanja ke pasar dengan uang Rp 100 ribu dapat ayam, sayuran, tempe, tahu, bawang merah, bawang putih, dan juga cabai. “Hmmm, tapi itu juga belinya pakai cara berhutang sih”. Wkwkwk, uppss bercanda ya gengs.

Tapi gengs menurut eyke sih apa yang dikatakan Sandi itu bisa jadi benar loh! Uang Rp 100 ribu bisa jadi cuman dapat bawang merah dan cabai. Kok bisa? Iya jelas lah orang belinya masing-masing 3 kg, gimana mau dapat sayuran, tempe, dan tahu. Wkwkwk.

Nah, sekarang kalau apa yang dibilang Antoni juga bisa jadi bener gengs. Kenapa ibu-ibu bisa dapat ayam, sayuran, tempe, tahu, bawang dan cabai? Yang pertama karena kenaikan dolar belum terasa dampaknya dan yang kedua ibu-ibu itu belanjanya dengan porsi yang sedikit-sedikit gengs, jadi kebeli semua deh. Betul apa betul? Hahaha.

Namanya juga politik gengs, bisa aja dong eyke asal ngomong kayak kedua politisi beken itu? Hehehehe. Di luar itu apa yang dibilang Sandi memang bisa dikatakan sebagai praktek dari politics of fear.

Namun apa yang ditanggapi oleh politisi PSI itu sebaiknya di-counter politik of hope. Jadi intinya sama-sama bae lah gengs. Namannya juga politikus, nah kalau poliklinik beda lagi bahasannya. Betul apa betul? Share on X

Tapi ada yang perlu kita ingat bersama gengs. Indonesia memang harus berhati-hati dengan tingginya nilai mata uang dolar AS terhadap rupiah. Karena bisa jadi…. Eh, enggak jadi deh, nanti dibilang sok tahu lagi kayak anak indigo yang dagunya lancip-lancip sehabis operasi plastik. Wkwkwk.(G35)

Exit mobile version