Site icon PinterPolitik.com

PSI Bikin Berkarya Baper

PSI Bikin Berkarya Baper

Politikus PSI Raja Juli Antoni. (Foto: Berita Plat Merah)

“Pintu gerbang menuju kebijaksanaan yang besar adalah mengenali dengan jelas tentang kebodohan kita sendiri.” ~Benjamin Franklin


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]ekjen PSI Raja Juli Antoni menyebut nama koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, ‘Koalisi Indonesia Adil Makmur’, jadul dan ketinggalan zaman. Nggak cuma itu, nama koalisi pemenangan Prabowo-Sandiaga tersebut juga dibilang berbau Orba. Ett dahh, ada-ada aja.

Mendengar ocehan tersebut, Partai Berkarya pun jadi gatal untuk menanggapi. Kenapa? Kenapa? Karena bawa-bawa Orba ya jadi terpancing? Hihihi…

Sekjen Berkarya, Priyo Budi Santoso memandang kalau kritikan tersebut rada aneh dan nggak penting. Kemarin mengkritik tentang istilah emak-emak, sekarang mengkomentari istilah koalisi kubu lawan.

Priyo Budi Santoso mengatakan, kalau setiap rezim pemerintahan selalu memiliki sisi positif. Karena itu, tidak masalah menggunakan istilah pada Orde Lama ataupun Orde Baru. Yang nggak boleh itu mengolok-ngolok tokoh terdahulu.

Mending Kerja! Kerja! Kerja! Atau hidul Adil Makmur gaes? Share on X

Ia pun menjelaskan, nama Adil Makmur konon merupakan representasi perjuangan Prabowo-Sandi yang menginginkan keadilan dan kemakmuran. Kalau hanya kerja, kerja, kerja tanpa ada ikhtiar, karya dan seterusnya buat apa?

Waduh, katanya mengkritik nama koalisi itu tidak baik, terus yang barusan itu disebut apa? Eaakkk, kepancing nih yeee…

Sebenarnya pilpres itu apa sih? Ajang pemilihan presiden atau lomba saling ejek antar partai politik? Kok ya, hal-hal sepele aja dijadikan bahan bullying? Bagaimana politik di negeri ini mau dewasa kalau kelakuan para politisinya aja macam bocah baru gede? Ishh…ishhh..ishhh…

Alangkah baiknya kalau pilpres diisi dengan perbincangan seputar isu-isu negara. Seperti yang Priyo katakan, lebih baik untuk ke depannya agar menyampaikan wacana dan pembicaraan yang substantif untuk kepentingan dan penyelamatan negara kita. Apalagi sekarang sedang dalam posisi pancaroba yang mengkhawatirkan.

Hmm, sebagai rakyat diriku juga lebih menginginkan dialog berfaedah di antara para politisi. Dialog yang jujur dari hati ke hati. Bukan cuma dialog yang tujuannya untuk saling menjatuhkan. Capek tahu ngeliat orang debat sampai berurat-urat gitu. Ngeri banget! Kalau urutnya tetiba putus gimana itu ya? Amit-amit jabang bayi…

Mbok ya kalau ngomong woles aja, biar yang nonton juga santai, nggak ikut-ikutan emosi. (E36

Exit mobile version