HomePolitik & FigureProtes Atas Kebijakan Imigran Trump

Protes Atas Kebijakan Imigran Trump

Perintah Trump, yang langsung dijalankan aparat keamanan, memicu aksi protes di berbagai bandara utama AS. Di bandara JFK, New York, sekitar 2.000 orang melakukan unjuk rasa menuntut agar para pengungsi yang tertahan diizinkan masuk ke wilayah AS.


pinterpolitik.com  Senin, 30 Januari 2017.

JAKARTA Berbagai kalangan masyarakat Amerika Serikat melancarkan protes atas kebijakan tentang imigran dari Presiden Donald Trump, Sabtu dan Minggu (28-29/1/2017). Mereka meminta, antara lain, korban kebijakan itu, sejumlah penduduk yang tertahan di bandara, diperbolehkan memasuki AS.

Terkait itu, seorang Hakim Federal Amerika Serikat menangguhkan sebagian perintah Donald Trump, yang melarang masuk para imigran. Hakim Ann Donnelly juga memerintahkan aparat keamanan menghentikan pendeportasian para pengungsi atau penumpang pesawat yang tertahan di berbagai bandara AS.

“Kemenangan!” Begitu cuitan Persatuan Kemerdekaan Sipil Amerika (ACLU) yang menggugat pemerintah seusai mendengar keputusan hakim itu, Sabtu (28/1).

Menurut Hakim Donnelly, yang diangkat pada masa pemerintahan Barack Obama, mengirim pulang orang-orang itu kembali ke negara mereka hanya akan mengakibatkan masalah yang lebih besar.

Sebelumnya, Trump meneken Perintah Eksekutif yang menunda kedatangan para pengungsi setidaknya selama 120 hari. Trump juga memerintahkan penolakan visa bagi warga dari tujuh negara selama tiga bulan ke depan. Ketujuh negara itu, Irak, Iran, Suriah, Sudan, Yaman, Libya, dan Somalia.


Protes di Bandara
Perintah Trump, yang langsung dijalankan aparat keamanan, memicu aksi protes di berbagai bandara utama AS. Di bandara JFK, New York, sekitar 2.000 orang melakukan unjuk rasa menuntut agar para pengungsi yang tertahan diizinkan masuk ke wilayah AS.

Para pengemudi Taxi New York berunjuk rasa di bandara JFK, menolak kebijakan tersebut, Minggu. Mereka mengumumkan tidak akan mengambil penumpang di bandara JFK sebagai bagian dari aksi protesnya.

Penyelenggara Academy Awards merasa sangat terganggu dengan kebijakan imigran Trump. The Academy merayakan prestasi di bidang perfilman, yang berusaha menerobos batasan dan menjangkau penonton di seluruh dunia, tanpa memandang kebangsaan, etnik, ataupun agama. Demikian pernyataan The Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS), Sabtu.

Akibat kebijakan Trump, sutradara Iran Asghar Farhadi tidak bisa menghadiri malam puncak Academy Awards, 26 Februari, mendatang. Padahal filmnya, “The Salesman”, merupakan salah satu nominasi film berbahasa asing terbaik.

Menurut AMPAS, sebagai penyokong insan film dan hak asasi manusia di seluruh dunia, pihaknya sangat terganggu karena Asghar Farhadi, sutradara film pemenang Oscar dari Iran ”A Separation” dan kru serta bintang film “The Salesman” terancam tidak bisa masuk AS.

Sebelumnya, para pesohor Hollywood mengecam perintah eksekutif Presiden Trump. Melalui akun media sosial masing-masing, artis Miley Cyrus, Michael Moore, George Takei, dan Jessica Chastain, melontarkan protes.

Bos-bos perusahaan teknologi AS yang bermarkas di Silicon Valley, seperti diberitakan media, juga mengecam kebijakan itu melalui akun media sosial resmi dan pernyataan resmi.

Mereka melontarkan komentar dengan intonasi bervariasi. Komentar yang cenderung moderat dan lembut dilontarkan bos Apple, Facebook, Google, Twitter, dan Tesla.

CEO Apple, Tim Cook, mengatakan, perusahaannya tidak mendukung kebijakan imigran Trump dan telah melayangkan protes. CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan, dirinya khawatir dengan kebijakan tersebut.

Microsoft, melalui juru bicaranya, mengungkapkan kekhawatiran terhadap kondisi pegawai mereka yang berasal dari negara dalam daftar penolakan visa. Namun, dia mengatakan saat ini seluruh pegawai sudah di AS dan perusahaan menyediakan bantuan hukum untuk mereka.

CEO Google Sundar Pichai, dalam memo, yang diperoleh Bloomberg, menyatakan, dia merasa sakit melihat konsekuensi aturan yang menimpa kawan-kawan imigran sesama pegawai Google. CEO Tesla Elon Musk pun termasuk orang yang menentang aturan tersebut.

Salah satu pendiri Google, Sergey Brin, bergabung dengan pendemo di bandara San Francisco, Sabtu (28/1) malam waktu setempat. Kehadiran Brin di tengah massa pendemo sebagai pribadi, bukan mewakili perusahaan. Kepada situs Forbes, Brin mengatakan, berada di demo karena dia juga imigran/pengungsi.

Laporan lain menyebutkan, Sabtu (28/1) pukul 15.00 waktu Kairo, petugas bandara Kairo menahan keberangkatan tujuh warga negara AS menuju bandara JFK. Ketujuh warga tersebut adalah imigran. Enam orang berasal dari Irak dan satu dari Yaman. Mereka dicegah untuk naik penerbangan Egypt Air menuju New York.

Pejabat yang tidak bersedia namanya disebutkan, mengatakan, ketujuh imigran tersebut didampingi oleh petugas PBB urusan pengungsi, tapi tetap saja dilarang masuk ke pesawat. Petugas bandara Kairo terlebih dahulu menghubungi petugas di bandara JFK di New York mengenai pencegahan tersebut.


Imbauan Kemenlu RI

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengeluarkan imbauan untuk warga negara Indonesia di AS setelah pada 25 Januari 2017, Presiden Donald Trump menandatangani Executive Order mengenai Border Security and Immigration Enforcement Improvement.

Salah satu komponen penting dalam Executive Order tersebut adalah kebijakan penangkapan dan pendeportasian imigran gelap yang pada pemerintahan sebelumnya dilindungi dengan adanya Sanctuary Policies di beberapa kota dan negara, kata Dirjen Perlindungan Warga Negara Indonesia Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal, dalam keterangan tertulis, Sabtu.

Kemenlu mengimbau semua WNI yang bermukim di AS untuk tenang dan terus mencermati lingkungan sekitar. Diimbau pula semua WNI untuk tetap menghormati hukum setempat dan ikut menjaga ketertiban umum di lingkungan masing-masing.

“Untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi, diharapkan WNI memahami hak-haknya dalam berbagai situasi,” ucapnya.

Iqbal memastikan semua perwakilan RI secara proaktif akan memberikan pelayanan dan menjangkau seluas mungkin WNI yang ada di AS. Pemerintah Indonesia melalui perwakilan RI di seluruh AS juga terus mengamati perkembangan dan akan mengantisipasi dampak yang mungkin timbul bagi WNI.

Hotline juga dibuka 24 jam di KJRI Chicago, KJRI Houstan, KJRI Los Angeles, KJRI New York dan KJRI San Fransisco.

(Kps/dtk/E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Dengarkan artikel ini: Dibuat dengan menggunakan AI. Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok...

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo, Kunci Kembalinya Negara Hadir?

Dalam kunjungan kenegaraan Prabowo ke Tiongkok, sejumlah konglomerat besar ikut serta dalam rombongan. Mungkinkah negara kini kembali hadir?

Prabowo dan “Kebangkitan Majapahit”

Narasi kejayaan Nusantara bukan tidak mungkin jadi landasan Prabowo untuk bangun kebanggaan nasional dan perkuat posisi Indonesia di dunia.

Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

Sama seperti Donald Trump, Prabowo Subianto kerap diproyeksikan akan terapkan kebijakan-kebijakan proteksionis. Jika benar terjadi, apakah ini akan berdampak baik bagi Indonesia? 

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...