Rakyat Amerika Serikat sedang terpecah sejak Donald Trump sah menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke- 45. Unjuk rasa demi unjuk rasa, mewarnai pemerintahan yang belum genap sebulan ini. Wajar kiranya jika banyak yang berunjuk rasa, karena baru di awal kepemimpinannya sudah tercetus kebijakan-kebijakan yang cukup kontroversial.
pinterpolitik.com
NEW YORK – Unjuk rasa terkait kebijakan Trump juga ditunjukkan warga New York, Senin (6/2) kemarin. Puluhan pendukung Trump dan puluhan lainnya yang menentang sang Presiden, berhadap-hadapan di luar Trump Tower, New York. Massa Pro dan Anti Trump ini saling melontarkan kata-kata menyerang dan mengejek. Aksi yang dilakukan di tengah udara dingin Kota Manhattan ini, merupakan yang pertama kali terjadi di wilayah yang dikuasai Partai Demokrat.
Salah satu penggagas unjuk rasa Pro Trump, Cindy Grosz, mengatakan bahwa warga Amerika harus memberi ruang kepada Trump untuk membuktikan kapasitasnya sebagai presiden. Sebab Trump baru menjabat kurang dari tiga minggu. Cindy juga meminta warga AS untuk membebaskan Trump memilih cara yang menurutnya paling baik dalam menjalankan pemerintahan sesuai keinginannya.
Aksi pro Trump ini dibalas oleh pengunjuk rasa yang anti-Trump dengan meneriakkan penolakan kebijakan Trump, seperti “tidak ada larangan, tidak ada tembok, pengungsi disambut di sini.”
Secara keseluruhan, jumlah aksi unjuk rasa yang menolak Trump di Amerika lebih banyak dibandingkan mereka yang mendukung Trump. Aksi penolakan ini malah semakin meluas sampai ke semua wilayah Amerika dan juga Asia.
Berbeda dengan aksi-aksi unjuk rasa di Indonesia yang kerap didalangi dan pelakunya merupakan orang bayaran, aksi unjuk rasa di Amerika dilakukan secara murni oleh warganya yang ingin menyuarakan suara dan keluhan mereka pada pemerintah.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan di Indonesia belakangan ini, sangat kental aroma politiknya. Tak jarang, peserta pengunjuk rasa tidak memahami permasalahan yang tengah ia suarakan. Mereka hanya diajak dengan iming-iming uang, apabila mengikuti aksi tersebut sampai selesai. (Berbagai sumber/A15)