Memperingati tiga tahun pemerintahan Jokowi, SBY menyatakan dukungan pada pemerintah dalam menyelesaikan tugasnya.
PinterPolitik.com
“Satu-satunya manusia yang tidak pernah berbuat salah, adalah manusia yang tidak melakukan apapun.” ~ Theodore Roosevelt
[dropcap size=big]S[/dropcap]angat wajar bila masa pemerintahan seorang presiden selalu dievaluasi, apalagi presiden yang punya oposisi garis keras layaknya Jokowi. Jadi kalau kemudian ada yang bilang dalam tiga tahun pemerintahannya, Jokowi punya raport merah dan bahkan enggak naik kelas, yah lumrah saja. Namanya juga rakyat yang punya negeri, hak mereka bila mengkritisi.
Tapi menjadi tidak wajar, bila sikap ini berubah menjadi aksi ingin menang sendiri. Seperti yang dilakukan para mahasiswa yang berdemonstrasi sampai dini hari. Akhirnya tentu akan ricuh, gimana enggak. Dikasih waktu sampai sore, eh malah ngeper sampai dini hari. Mau dibubarin Polisi, eh malah bersikap anarki. Ditangkap polisi, eh malah polisinya yang disalah-salahi. Maunya apa sih Dek?
Kalau kata orang, mahasiswa dulu lain dengan mahasiswa sekarang. Mentang-mentang sudah reformasi, jadi rajin demonstrasi. Akibatnya, aksi mereka sering dianggap tidak murni lagi. Coba mahasiswa dulu, jangankan demonstrasi, mau bikin diskusi aja susahnya setengah mati. Begitu berdemonstrasi, bayarannya enam mahasiswa Trisakti mati. Karena itu, lahirlah reformasi.
#onYoutube Tiga Tahun Jokowi, SBY Minta Prioritas Penuhi Kebutuhan Rakyat https://t.co/oPRcNFlUcO
— Popular #YourTweet (@OnChirpstory) October 21, 2017
Mungkin, kita juga tidak bisa sepenuhnya menyalahi para mahasiswa sekarang ini, karena yang udah enggak mahasiswa pun masih senang menggunakan cara seperti ini. Bahkan yang udah aki-aki pun tetap tidak mampu menahan diri. Pada akhirnya, demonstrasi jadi permainan politik tingkat tinggi. Sudah tidak murni menyuarakan idealisme lagi. Kadang, demonstrasi juga dijadikan tameng untuk menggulingkan pemerintahan kini.
Jadi, ketika Pepo tiba-tiba bilang mendukung pemerintah untuk menyelesaikan tugas-tugasnya saat ini. Semua mata pun membelalak tak percaya, banyak juga yang mulutnya sampai menganga. Pepo, gitu lho. Rasanya baru beberapa bulan lalu, rakyat Indonesia dibikin gelisah dengan curhatan hatinya di twitter dengan volume tingkat tinggi. Lho kok, sekarang jadi bijaksana sekali?
Di sisi lain, pernyataan Pepo bahwa pemerintahan saat ini tak sepenuhnya gagal, tapi juga tidak sempurna di segala programnya, tentu mampu menenangkan suasana. Sebagai mantan presiden, tentu Pepo memahami bahwa presiden pun manusia biasa. Ia tetap tidak mampu melakukan segalanya, tidak bisa menyenangkan semua rakyatnya. Pasti ada sektor-sektor yang terlupa dan rakyat yang tidak suka.
Sebagai warga negara, tentu kita juga harus berlapang dada, memberi ruang bagi pemerintah menjalankan amanat yang diembannya. Bukannya malah membuat kekacauan di mana-mana, mencari kekurangan semata, dan menutup mata dari keberhasilannya. Mari bersama memberi masukan yang positif pada penguasa, membantu mereka melihat dari kealpaannya. Sehingga kemajuan bisa kita raih bersama, demi Indonesia tercinta. (R24)