“Jangan cepat putus asa. Kalau cepat menyerah, ibarat makanan belum matang, apinya keburu dimatikan hanya karena takut panci panas.”
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]asca Anies Rasyid Baswedan dinobatkan sebagai Presiden DKI Jakarta, kini ia sedang sibuk sekali membanting tulang mati – matian demi mempertaruhkan nama baik Republik Indonesia di mata dunia.
Ia juga tak kenal lelah menjaga dan merawat harumnya nama Indonesia. Walaaah, emang sudah tugasnya begitu kalau menjadi Presiden DKI Jakarta, Anies harus memastikan adanya upaya membumikan spirit untuk menjaga martabat bangsa dan negara. Bravo, maju terus Presiden Jakarta!
Weleeeh weleeeeh, itu seriusan Presiden Jakarta? Ahhh masa Presiden sih? Maksudnya Gubernur Indonesia kali, woailah makin ngaco aja, hahaha. Lagian suruh siapa jabatan Gubernur tapi gelagat udah kayak Presiden aja, uhuuukkk, uhuuuukkk.
Istilah ini muncul saat Anies menyampaikan pidato pertamanya. Banyak pihak menilai pidatonya itu selayaknya jadi naskah pidato Presiden, hadeuuh padahal sih Gubernur. Mungkin naskah ini koleksi Anies yang belum move on dari konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat kali ya? Weeleeeeh weeeleeeh.
Tapi apa yang sebenarnya sedang dipertaruhkan Anies? Lalu mengapa nama baik Indonesia yang di bawa – bawa?
Kalau urusannya Indonesia keseluruhan serahkan saja ke Presiden Jokowi. Lebih baik Anies urus Jakarta saja. Bukan harusnya begitu? Maunya sih begitu, tapi namanya juga Presiden Jakarta, jadi maklumlah, upppssss, weleeeeh weleeeh.
Ternyata Anies merasa ada satu hal yang bisa merusak nama baik Indonesia di mata dunia? Hal itu adalah trotoar. Hanya trotoar saja Anies menjadi gelagapan?
Padahal, bukannya urusan trotoar itu lebih mudah dibandingkan menangani kasus lainnya, hadeuuuhhhh, masa Presiden ngurusi trotoar aja ga sanggup, baru Presiden Jakarta aja udah gelagapan, apalagi Presiden Indonesia. Ahhh pusyiiinglah.
Woailaaahhh, memangnya seberapa besar sih dampak trotoar untuk merusak nama baik Indonesia? Apakah terlalu berlebihan? Katanya sih kalau trotoar berantakan, Anies khawatir malu diliat masyarakat dunia pada perayaan Asian Games.
Kalau masih punya urat malu dan berhubung Jakarta tuan rumah Asian Games, buatlah dua keputusan. Pertama, Wagub Sandi harus segera kembalikan fungsi trotoar ke tempat semula dan yang kedua copotlah lencana Bapak PKL Indonesia.
Sudah tau kalau nama baik Indonesia dipertaruhkan, harusnya dimanfaatkan Anies untuk ‘cari muka’.
Tunjukkanlah Presiden Jakarta mampu menjaga nama baik Indonesia, weleeeh weleeeh. (Z19)