“Orang bijak tidak bimbang, orang bercinta-kasih tidak cemas dan seorang pemberani tidaklah merasa takut.” ~Konfusius
PinterPolitik.com
[dropcap]A[/dropcap]da berita menggemparkan dan mungkin menyakitkan bagi Partai Amanat Nasional (PAN). Apa itu gaes?
Ketua Umum PAN periode 2005-2010 Soetrisno Bachir secara terang-terangan menyatakan dukungan politik untuk pasangan capres cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Soetrisno bahkan mengatakan dukungannnya adalah suatu hal yang tidak dapat diganggugugat, nggak mungkin mendukung pasangan lain. Apalagi posisinya sebagai Ketua Komite Ekonomi Industri Nasionanl (KEIN).
Ketua Umum PAN periode 2005-2010 Soetrisno Bachir sudah terang-terangan menyatakan dukungan politiknya kepada pasangan capres cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Bahkan, Soetrisno mengatakan sudah tidak mungkin mendukung pasangan lain apalagi posisinya sebagai Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN).
Gimana nggak kaget gaes. Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengaku Soetrisno sempat menyarakan PAN untuk tidak memilih pasangan Jokowi-Maruf karena menilai Jokowi kurang dekat dengan umat. Soetrisno juga mengaku pernah dikucilkan karena memberikan konsumsi pada peserta Aksi 212.
Hmmm, pemikiran orang ken memang suka berubah-ubah. Apalagi bagi seorang politisi, bersikap pragmatis seperti itu sih biasa. Apalagi ternyata Jokowilah yang menggandeng ulama untuk maju di Pilpres 2019. Sedangkan Prabowo? Ijtima Ulama saja nggak dipatuhi. Hehehe, tapi cuma kemungkinan loh.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago menyambut baik dukungan Soetrisno. Bahkan Irma memuji Soetrisno sebagai orang yang beriman dan cerdas.
Moon maap, jadi maksudnya gimana? Kalau yang dukung Jokowi diartikan sebagai orang yang beriman dan cerdas, berarti yang nggak dukung kafir dan bodoh? Edededehhh, nanya aja loh ini. Maap, maap kalau salah tanggep. Abis kalimatnya mengundang sih… Wkwkwk.
Tambah satu lagi alumni 212 yang ke Jokowi-Ma'ruf. Kok bisa? Share on XSoetrisno sendiri sudah mengakui bahwa dirinya telah membincarakan pilihannya tersebut kepada Sandiaga Uno, dan konon Sandi menghormati keputusannya.
Irma berpandangan, sikap politik PAN yang kini mendukung Prabowo-Sandi tak sepenuhnya solid. Sebab, hal tersebut dibuktikan dengan pernyataan-pernyataan elit PAN itu sendiri. (E36)
