“Ketika konflik berdarah kerap berulang, itu berarti kita hidup di negara yang bebal.”
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]artai Keadilan Sejahtera (PKS) terus menemui prahara yang tak kunjung usai. Apalagi konflik antara PKS dan Fahri Hamzah.
Namun bagaimana pun harus ada titik temu diantara keduanya, jangan sampai semuanya masih ngotot saling melaporkan ke pihak kepolisian. Dulu romantis bareng – bareng satu partai, nah giliran sekarang malah begitu. Ahhh syudaaahlah.
Sekarang rasanya masih adem ayem ya, padahal mah engga tuh. Fahri Hamzah dan PKS masih berseteru, bahkan kini Presiden PKS yang menjadi sasaran serangan Fahri.
Weleeeh weleeeeh, mereka berdua ga mau apa ya berdamai atas nama nilai-nilai kebenaran dan kebaikan, ga perlu saling lapor polisi bahkan serang menyerang di media massa. Harusnya sih keduanya kita damaikan aja. Kalo misalkan berkepanjangan terus dampaknya jauh banget.
Apalagi tentang kader PKS, bisa tak elok dilihatnya begitu. Nah, tapi imbas konflik diantara keduanya berdampak kemana sih? Uhuuukk, uhuukkk. Salah satunya kepada sosok di luar partai, tak lain dan tak bukan ialah Prabowo Subianto. Nah loh, kok Prabowo malah dijadikan dampak konfliknya sih, emangnya salah apaan?
Engga salah sih, cuma karena romantisme Partai Gerindra dan PKS mungkin salah satu faktornya. Apalagi duet ini tetap terjaga di tingkatan Pilkada sampai Pilpres sekalipun. Nah loh, apalagi Prabowo mau jadi Presiden, weleeeh weleeeeh, kedua tokoh PKS ini harus memastikan konflik sudah mereda. Ya kalau engga takut gembos aja deh Prabowo.
Ya orang juga ngeliat sosok Prabowo kayak gimana, tapi di sisi lain, harus dilihat dulu partai pengusungnya. Kalau demen konflik, otomatis perlahan akan mengikis kapasitas Prabowo.
Kalau misalkan ada satu partai yang konflik mulu, gimana bisa bersinergi, hadeeuuuhhh. Karena kalau PKS konflik, pemilih Prabowo pasti mengawal dinamika nanti. Mending kalau cuma sinergi, gimana pas menentukan strategi politik yang menghadirkan dua pihak itu dan berdamai.
Tapi kalau Fahri tetap ngotot ga mau berdamai dengan Sohibul, ya sudah, berarti risikonya Prabowo akan hattrick tumbang di Pilpres 2019.
Weleeeh weleeeeh, iyalah tim pemenangan dari semua partai itu harus solid. Nah kalau gelagatnya masih berantem aja, ahhh syudahhhlah, jangan harap Prabowo jadi Presiden.
Kalau tetep ego sendiri ya berarti berdampak ke Prabowo. Jangan mengharapkan yang lebih ya, mikirin konflik internal diantara PKS aja susah apalagi bicara inovasi, uhuuuy.
Prabowo tumbang ada di tangan Fahri Hamzah dan Sohibul Iman. Masih mau konflik terus? Weleeeh weleeeeh. (Z19)