“Semua tak sama, tak pernah sama, apa yang ku sentuh, apa yang ku kecup.” ~ ‘Semua Tak Sama’, Padi.
PintePolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]iapa hayo yang tidak mengenal Prabowo Subianto? Beberapa waktu lalu media masa dan media sosial sempat diramaikan dengan besarnya mahar politik untuk mereka yang berminat mencalonkan dirinya menjadi pemimpin melalui Partai Gerindra.
Sekitar Rp 40 miliar harus disetorkan ke partai berlambang kepala burung garuda tersebut, dan angka yang diberikan cukup membuat siapa saja tercengang mendengarnya.
Bayangkan saja gengs, jika uang mahar sebanyak itu kita buat beli telor gulung di pinggir jalan gimana, ya? Wiih mungkin sudah cukup membuat jari abangnya keriting. Sebab abangnya kebanyakan ngolah telor ahahaha.
Ketua Kamar Dagang Indonesia Jawa Timur, La Nyalla Matalitti, sempat mengakui kabar itu dan ia juga telah mengeluarkan uang sebesar Rp 6,9 miliar untuk membayar saksi di tahun 2018. Hmmm enggak aneh lah ya kalo banyak tokok politik kita nyangkut di jaringya KPK hehehehe.
Biaya politik yang cukup besar di Indonesia, ternyata tidak cukup hanya mengandalkan uang hibah para pengusaha dan uang mahar politik, terbukti seringkali partai politik mengemis dan mengajukan anggaran dari uang rakyat. Gimana gengs menurut kalian? Apa aksi ini menjamin tidak membuat para politisi masuk jaringnya KPK?
Who knows?
Tren ini sebenarnya sudah pernah dilakukan. Beberapa tokoh partai politik sempat melakukan aksi penggalangan dana di beberapa Pemilu sebelumnya. Katanya sih untuk pemimpin jujur dan bersih.
Ya ilah, jadi kalo gak ada penggalangan dana, pemimpin boleh gak jujur dan boleh gak bersih nih pak? Ckckck. Makanya jika mau bersih, mandi tuh pake sabun Debol biar kumannya mati hehehe.
Ternyata eh ternyata, hal ini juga dilakukan oleh Prabowo Subianto gengs.
Konon katanya gengs, langkah ini adalah langkah yang cerdas untuk pendidikan politik Indonesia dari Prabowo Subianto, untuk melawan sistem oligarki yang ada, di mana para pejabat dan “pengusaha hitam” seringkali berkolaborasi untuk mengeruk kekayaan bangsa Indonesia.
Huft, cucok meyong cetar. Melegenda memang Prabowo Subianto, juara lah ya! Tetapi yang penting harus terus waspada ya pak, jangan sampai dapat laporan pengaduan. Karena dituduh mencuri hak cipta karya seseorang, nanti malah gagal nyapres lagi pak hehehe.
Ini dia gengs ungkapan yang terlintas di bayangan kita, jika kita lihat maksud yang disampaikan Prabowo Subianto. Memang serupa namun tak sama.
Ini nih kata-kata Basuki Tjahaja Purnama atau Pak Ahok: “Bedanya, kami melakukan pendidikan politik untuk menyadarkan rakyat untuk memilih (pemimpin yang bersih, transparan dan profesional), bukan memilih karena diberi baju kaos atau uang.” (G11)