“Masa lalu tidak pernah hilang. Ia ada tetapi tidak tahu jalan pulang. Untuk itu ia menitipkan surat-kadang kepada sesuatu yang tidak kita duga. Kita menyebutnya kenangan.”
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]rabowo Subianto menjadi tokoh yang diperbincangkan belakangan ini. Bukan tentang pencalonannya kembali sebagai Calon Presiden di Pilpres 2019, tapi tentang pernyataannya yang bikin para politikus lain nyinyir.
Indonesia akan bubar di 2030 dan adanya mental maling di kalangan penguasa, menjadi narasi perlawanan Prabowo setelah 3,5 tahun berdiam diri. Wedeew, ngeri kali ya.
Masa oposisi malah berdiam diri sih, kalau mau jadi oposisi yang baik tentunya harus lebih dekat dengan rakyat dan melawan secara sistematis, jangan malah diem – diem aja, weleeeh weleeeh.
Giliran mau ada Pilpres lagi baru deh muncul lagi, sok – sok mengkritik, hadeuuhh, kalau oposisi jangan bertingkah musiman begitu dong, ahhh syudahhhlah.
Coba kalau sedari awal Prabowo membuat skema kritik yang lebih sistematis, setidaknya sebagai oposisi Prabowo memahami posisinya. Kalau diem selama 3,5 tahun dan baru muncul juga sih sah – sah aja. Tapi kesannya aja kayak nyari panggung buat Pilpres 2019.
Apalagi yang lucunya, Prabowo belum menyatakan secara resmi akan maju kembali sebagai calon Presiden, lah gimana deh, gembar – gembor narasi inilah itulah, kalau ga nyalon lagi buat apa begitu? Masa sengaja pengen jadi sasaran kritik balik dari para politikus lain sih, weleeeh weleeeh, aneh amat dah.
Biarlah narasi itu hilang dengan sendirinya dan biarkan juga Prabowo masih berkutat dengan kebingungannya, antara nyalon atau engga. Biar aja pusing sendiri, weleeeh weleeeh.
Tapi ternyata ehhh ternyata, salah satu kolega Prabowo sempat mengutarakan sisi lain dari Prabowo. Kita mengenal Prabowo sebagai mantan Danjen Kopassus atau Pangkostrad. Nah ini sisi lain Prabowo yang belum diketahui publik.
Kalau kata Kiki Syahnakri, Prabowo pernah menjadi pramugari, waduuuhhh, tapi bukan pramugari beneran, hadeuuuh, syukurlah. Masa iya Prabowo jadi pramugari, ga mungkin dong. Kalaupun mungkin, paling jadinya pramugara dong, weleh weleeh.
Tapi maksud Kiki Syahnakri, Prabowo setidaknya sudah bertingkah seperti pramugari untuk mengingatkan akan keselamatan, mengingatkannya itu melalui narasi Indonesia bubar 2030. Hmmm, begitu toh, hmmm iyaiyaiya. (Z19)