Site icon PinterPolitik.com

Prabowo Pahlawan Kesiangan

Prabowo Pahlawan Kesiangan

Istimewa

“Saya mau ditawar uang banyak untuk jangan calon (mencalonkan diri lagi di Pilpres 2019). Ingat, politik ini adalah tugas kita, jika orang baik diam, yang berkuasa adalah orang yang tidak baik.” ~ Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.


PinterPolitik.com

[dropcap]M[/dropcap]asing-masing politisi pasti punya gaya pidatonya yang khas. Mulai dari intonasi nada bicara, gerak mimik wajah, hingga permainan gestur tubuh. Nah, khusus Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra ini memang tampak sering menggebu-gebu disetiap kesempatan pidatonya.

Ya termasuk saat Pak Prabowo menyampaikan bahwa dirinya sempat disuap untuk tidak maju pada Pilpres 2019 mendatang. Hal itu disampaikan pada Rakornasi XI di Jawa Barat saat membahas konsolidasi pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Sudrajat-Syaikhu (Asyik).

Dalam pidatonya nih ya, Pak Prabowo itu bilang kalau Indonesia sedang berada di zaman kolonialisme baru. Mereka yang berkomplot dengan para komprador dan kaum oligarki ingin kembali menguasai negeri ini. Demokrasi bangsa ini mau dirusak oleh oknum-oknum elit bangsa kita sendiri.

Mereka yang rakus dan bermental korup ingin ‘membeli’ demokrasi bangsa ini. Tujuannya ingin mengeruk kekayaan bangsa ini, mencuri hak-hak rakyat Indonesia yang ada di alam Bumi Pertiwi. Jadi menurut Pak Prabowo, ada yang ingin membeli para pemimpin negeri ini, agar dapat dikendalikan.

Gimana rakyat kecil gak banyak yang kepincut sama pidato menggebu-gebu model begini. Di sisi lain memainkan isu gagalnya negeri ini di bawah pemimpin yang tidak cakap mengatur sebuah negara. Dan di sisi lain, mengangkat isu betapa bobroknya negeri ini di bawah pengaruh elit korup.

Pidato ini memang ingin mengesankan Prabowo sebagi sosok yang tidak bisa dibeli. Itu semua karena ia masih memikirkan nasib rakyat Indonesia. Kalau orang baik diam, maka nanti orang jahat yang akan berkuasa di negeri ini. Beuh, cakep bener dah dialektika Prabowo. Mmm, ngeri juga ya guys.

Pernyataan Prabowo memang faktual sih, tapi bisa jadi ini hanya semacam logical fallacy aja loh ya. Karena di sisi lain, pemerintahan sekarang lagi gencar loh menyatakan perang terhadap mafia di berbagai sektor. Pembubaran Petral terkait mafia Migas, kebijakan kelautan untuk menentang illegal fishing, dan swasembada pangan sebagai perlawanan terhadap mafia pangan.

Saat ini perlahan area mafia atas beberapa sektor strategis ekonomi bangsa mulai diperkecil. Lalu apa yang diteriakkan Pak Prabowo dung? Ya cuma celotehan heroik aja sih. Bahwa dia satu-satunya orang baik di negeri ini yang gak bisa disuap untuk diam saja melihat ketidakadilan di negeri ini. Jiah, cape deh.

Niatnya sih baik, sayangnya, udah kesiangan aja sih, hahaha. Kalau pemimpin negeri wanprestasi dan banyak menterinya yang tertangkap tangan korup. Baru deh gak apa Prabowo muncul sebagai sosok pembaharu bagi negeri ini. Betul sih kata filsuf Desiderius Erasmus (1466-1536), ‘Give light, and the darkness will disappear of itself’. Tapi kalau kondisi sekarang udah terang karena siang hari gimana? Apa kita masih butuh lilin kecil sebagai penerang dunia? (K16)

Exit mobile version