“Aku tahu engkau sebenarnya tahu, tapi kau memilih seolah engkau tak tahu kau sembunyikan rasa cintaku. Di balik topeng persahabatanmu yang palsu.” ~ Cakra Khan, ‘Kekasih Bayangan’
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]artai Keadilan Sejahtera (PKS) belum tentu akan mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada ajang Pilpres 2019. Upss, sedih dengarnya.
Hal itu diungkapkan oleh pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris. Pasalnya menurut dia, jangankan untuk berkoalisi, saat ini saja kedua partai belum sepaham terkait jagoan mereka Sudrajat-Syaikhu (Asyik) yang berlaga di Pilgub Jabar 2018 – mengingat PKS sudah mengakui kemenangan Ridwan Kamil.
Aduh makin miris, tahu begini mah bantu kampanye hitam deh eyke #guyongurih.
Partai Amanat Nasional (PAN) masih menunggu undangan dari partai politik pendukung Jokowi untuk Pilpres 2019. Jika mereka diundang, insya Allah mereka hadir. Resmi loh ungkapan ini dari Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno.
Air mataku mulai menetes perlahan dari sela-sela kelopak mataku gengs, tapi mengapa kedua bibirku tidak dapat bertemu dalam beberapa saat? Apakah ini yang dinamakan tertawa terbahak-bahak? Ahahaha ini guyon loh!
Aku bercanda kok, kemarin aku kirim donasi untuk Pak Prabowo, berniat membantunya untuk galang dana kampanye dan beli makan kuda. Kasian sudah beli kuda mahal-mahal nanti malah dikasih makan rumput liar lagi.
Gerindra dan PKS mau koalisi? mereka mau ajak Partai Demokrat dan PAN? Alah, di Jabar saja bantah-bantahan soal hitung cepat, apalagi soal pencapresan. Bisa pukul-pukulan gengs.
Alah, kebanyakan bercanda nih. Jadi gimana cawapresnya Prabowo siapa nih gengs?
Apaaaa? Masalah utama Prabowo bukanlah siapa sosok cawapres yang akan mendampinginya? Tapi ini soal koalisi partai pendukung dan dana kampanye?
Wadaw kok bisa?
Iya sist, dengan persyaratan presidential threshold 20 persen, Partai Gerindra harus berkoalisi dengan parpol atau gabungan parpol menyongsong Pilpres tahun depan.
Oke-oke saya ngerti sekarang, jadi kalau masalah uang udah gak masalah nih? Apa masih butuh dukungan dana? Kalau masih nanti minjem ke koalisi Jokowi, kali aja dipinjemin. Hehehe
Hmm, andai saja uang bukan menjadi salah satu instrumen terpenting dalam kampanye, mungkin itu bisa menandakan masyarakat kita tak perlu uang untuk mendapat pemimpin, persis sangat keindahannya seperti yang diungkapkan John Lennon: “Aku tidak terlalu peduli pada uang. Uang tidak dapat kupakai untuk membeli cinta.” (G35)