“Manuver Gatot amat berbahaya bagi Gerindra. Usai pencalonannya ditolak Prabowo, Gatot menempuh jalan memutar untuk ‘merebut’ Gerindra, sebagai salah satu partai yang ia incar sebagai kuda tunggangan dalam debut politiknya.”
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]osok Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo belakangan memang sedang digadang-gadang sebagai orang yang dapat menggantikan karisma sosok Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Kalau dulu di Pilpres 2014 Prabowo disebut sebagai ‘The Rising Star’, kalau sekarang Gatot lah ya yang lebih cocok mendapatkan julukan itu. Tsadeest.
Nih ya Guys, eike kasih tau, berdasarkan survei Median sejak Oktober 2017 hingga April 2018. Dalam enam bulan, tingkat keterpilihan Gatot naik hampir tiga kali lipat loh, dari 2,8 menjadi 7 persen. Ya meski masih jauh dengan Prabowo yang ternyata malah turun dari 23,2 persen menjadi 20,4 persen.
Gatot memang belum memegang tiket untuk menuju kursi RI-1 yang diincarnya. Karena sejauh ini memang belum ada satu pun partai politik yang mengusungnya. Eits, jangan salah, gini-gini gerilya Gatot udah cukup menancapkan taringnya loh.
Meski Gerindra sudah menyatakan menutup ruang Capres untuk Gatot, tapi gak lantas membuat Gatot menyerah loh. Terbukti sekarang malah Gerindra yang pusing sendiri karena kebingungan liat Ketumnya yang galau gak kunjung mendeklarasikan diri sebagai Capres.
Di sisi lain, komunikasi Gatot bersama Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera terlihat lancar jaya tanpa halangan yang berarti. Dan dua partai ini nanti yang akan dipersiapkan Gatot untuk menekuk lutut Prabowo dengan Gerindra-nya. Bisa apa Gerindra sendiri? Mau nyapresin siapa coba?
Kayaknya Prabowo nanti akan dipaksa Gatot jadi ‘King Maker’ deh, buhahaha. Tapi Prabowo ketimbang disebut sebagai orang yang mengendalikan di belakang layar, ini mah lebih cocok disebut pemaksaan untuk berperan di belakang layar. Lah, Gerindra kayak partai tak bertuan aja jadinya ya.
Kalau strategi Gatot ini berhasil, bisa-bisa tidak ada lagi yang namanya pangeran berkuda gagah perkasa. Yang ada pak kusir yang siap mengantarkan pelanggannya sebagai raja. Lagian sih, Pak Prabowo kelamaan galau-nya. Beda banget sama Pak Gatot yang lebih berani mengambil keputusan. Ingat loh ya kata-kata filsuf Desiderius Erasmus (1466-1536), ‘Fortune favors the audacious.’ (K16)