“Aku tinggalkan kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya.” ~ Soekarno
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]rabowo Subianto masih nyaman berdiam diri dalam perenungan tentang nasibnya. Entah hal apa yang hendak dicari, apakah keyakinan atau justru masih sibuk mengumpulkan kekuatan politik jelang Pilpres 2019?
Jangan kelamaan gitu dong, ga lihat apa itu para kader udah pada nafsu banget pengen ketua umumnya bisa menumbangkan sang petahana, Joko Widodo.
Kalau terlalu leha – leha juga, bisa jadi para pendukung kabur dan ketinggalan gerbong, kalau udah begitu kan nyesel, weleeeeh weleeeeh, soalnya suka atau tidak, penyesalan selalu datang terakhir.
Tapi kalau dipikir lagi, masa iya sih Prabowo menolak nyapres, bukannya Prabowo itu ngotot pengen jadi Presiden. Woailah, berarti perenungan cuma gimmick Prabowo aja dong biar masyarakat pada penasaran ya, weleeeh weleeeh. Ujung – ujungnya pasti nyapres juga.
Wedeeew, benar saja ada tanda teranyar dari Prabowo. Setelah sekian lama dengan sikap mbalelonya, Prabowo kini muncul dengan narasi “Indonesia Bubar di 2030”. Ini sih tandanya sudah siap untuk mencalonkan sebagai Presiden.
Lahhh kok gitu, ya iyalaaah pasti ada motif dibalik muncul narasi kayak gitu. Apakah narasi ini hasil perenungannya Prabowo untuk menumbangkan petahana? Kayaknya memang begitu.
Pertanyaan besar sudah mulai terjawab kan? Kita jadi tahu kan apa alasannya Prabowo begini. Coba merenung dan menghilang, kader – kadernya ngotot deklarasi Prabowo sebagai Presiden, tapi Prabowo belum punya jawaban, ehhh tiba – tiba muncul dengan narasi Indonesia Bubar 2030.
Yang jelas, Indonesia Bubar di 2030 akan menjadi ancaman untuk Jokowi. Karena mungkin saja narasi ini akan menggocek Jokowi di Pilpres 2019. Oh hilangnya Prabowo itu untuk mencari formula peperangan ini toh, yaaahh kalau begitu pasti akan ada rematch lagi dong. Weleeh weleeh.
Setidaknya, Prabowo mendapat ramalan dari pihak tertentu tentang Indonesia Bubar 2030 karena ada ketimpangan kalau total kekayaan Indonesia hanya dikuasai oleh satu persen masyarakatnya saja, kalau gini kan biasanya yang jadi sasaran pasti presidennya.
Hmmm gara – gara siapa? Siapa yang bertanggungjawab? Presiden lah. Nasionalisasi aset dan kekayaan Indonesia malah dikuasai satu persen masyarakat saja. Kalau mau begitu terus, ya silahkan aja tapi risikonya Indonesia bubar di 2030. Mau?
Masih mau dua periode? Lah terus gimana dong? Ahhh syudahlah. Seolah – olah Prabowo lah yang menjadi jawaban atas kegelisahan itu, weleeeeh weleeeh. (Z19)