“Sun Tzu inspirasiku, Nabi tuntunanku dan Tuhan pujaanku.”
PinterPolitik.com
[dropcap]B[/dropcap]akal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto dinilai sudah masuk dalam jebakan labirin intelijen Jokowi. Untung saja Prabowo tidak terjebak jebakan batmen. Ahahaha.
Kepala Pusat Pengkajian Nusantara Pasifik (PPNP) Haris Rusly Moti menjelaskan bahwa jebakan labirin itu ada pada keputusan Prabowo memilih pendampingnya pada Pilpres 2019. Weleh-weleh.
Intinya gengs, jika Prabowo tak berani keluar dari labirin jebakan intelijen tersebut, maka dipastikan Prabowo akan kalah untuk kesekian kalinya. Weleh-weleh.
Duh, kepala eyke dengar berita kayak gini jadi weleh-weleh nih gengs. Kalau tanggapan kalian gimana nih tentang persoalan lingkar labirin ini? This is real or just hoax forever? Kalau tangapan eyke sih tetap weleh-weleh aja gengs ahahaha.
Nih-nih gengs, kalau menurut Haris jika Prabowo tetap memilih calon yang telah ditentukan, maka gerbang kekalahan sudah menanti mantan Danjen Kopassus itu.
Nah, apalagi jika Prabowo memilih cawapres yang memiliki rekam jejak yang cacat. Maka langkah politiknya akan dibebani sejumlah kasus bawaan cawapres.
Hmmm, pantas ya dua koalisi ini lamban menentukan cawapres. Ternyata mereka sedang saling intip, takut dan enggan kecolongan strategi ahahaha.
Haris juga sempat memberikan contoh, misalnya jika Prabowo memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), maka pasti segala berita yang negatif tentang AHY atau ayahnya akan dibuka. Masih ingat kan kayak Pilkada DKI Jakarta waktu itu loh.
Di sisi lain, jika Prabowo memilih Salim Segaf Aljufri, maka ia juga akan disudutkan dengan rekayasa isu ekstrimis agama.
Haris sempat menyarankan agar Prabowo berani keluar dari jebakan intelijen yang dipasang kubu Jokowi ini. Jika hal itu dilakukan, menurutnya pintu kemenangan Prabowo di Pilpres 2019 bisa terbuka dengan lebar.
Hmmm, benar juga sih gengs. Jokowi kan sebagai petahana memiliki akses terhadap intelijen negara yang kece dan sampai hari kita juga dapat melihat berbagai strateginya yang seakan sedang memepersiapkan pertahanan sekaligus serangan balik jika Prabowo mulai menyerang melalu pilihan cawapres maupun isu-isu politiknya. Hosh hosh, gila ini kalimatnya panjang banget hahaha.
Jokowi sejauh ini telah mempersiapkan strategi dengan melakukan “penyandraan” berberapa tokoh Islam dan mempersiapkan tokoh militer atau ulama sebagai cawapres. Selain itu, Jokowi juga menekan percepatan pembuatan MRT yang harus jadi kurang 30 hari sebelum pemilihan presiden dimulai.
Apa itu semua belum bisa kita katakan Jokowi mahir dalam membaca pergerakan lawan? Aduh, jadi penasaran, siapa ya pelatihnya Jokowi sampai selihai itu ehehehe.
Mungkin gengs, Jokowi belajar banyak dari Sun Tzu. Coba deh kalian baca ungkapan ini: “Gunakan yang dekat untuk menunggu yang jauh. Gunakan yang santai untuk menunggu yang bekerja keras. Gunakan yang kenyang untuk menunggu yang lapar. Inilah yang dimaksud dengan mengatur kekuatan.” (G35)