“Saya melihat elite-elite Indonesia, entah bodoh atau entah apa, atau memang mereka hatinya sudah beku, atau memang mereka tidak cinta sama bangsa Indonesia.” ~ Prabowo Subianto.
PinterPolitik.com
[dropcap]L[/dropcap]agi dan lagi, Prabowo Subianto menyinggung para elite dengan berbagai sindiran pedas.
Tapi kenapa sih kritik ini tidak dirasionalisasikan dengan perwujudan nyata yang masih belum jelas isinya dan kemana sasarannya.
Kali ini narasi para elite ala Prabowo disampaikan saat peringatan hari Buruh Internasional di Istora Senayan, Jakarta.
Ehmm, ciyeeee dapat dukungan dari buruh nih, calon Presiden yang diharapkan akan membawa kepentingan dan kesejahteraan buruh, katanya begitu.
Hmm, bukan hal baru melihat Prabowo mengkritik para elite. Sebelumnya, Prabowo menyindir kalangan elite karena sudah menjadi garong dari kekayaan negara. Wedeew, tuduhan serius tapi masih ga jelas siapa yang dituju.
Kini pun begitu, Prabowo mengatakan kalau kalangan elite memiliki hati yang beku. Kata Prabowo, apakah para elite ini bodoh atau memang sudah tidak cinta Indonesia lagi?
Hadeuuh, diulangi lagi kan sama Prabowo. Masa kalau denger kritik Prabowo kepada elite itu masih abstrak sih? Emangnya yang dituju sama Prabowo itu siapa? Presiden? Pemerintah? Atau siapa sih?
Begini nih kalau pihak oposisi zaman now, kritiknya tak terstruktur dan tak substansial. Gimana mau menyuarakan suara rakyat dan menggoyang Pemerintah yang katanya zalim, kalau kritik aja masih blepotan, weleeeh weleeeh.
Coba kalau kritik para oposisi itu disusun dan terstruktur menjadi suatu narasi yang rasional, kayaknya rakyat mudah untuk seiring dan sejalan. Tapi ya sudahlah, masa jadi oposisi Prabowo sebentar lagi akan habis juga kan? Hmmm.
Weeeiitsss, habisnya masa oposisi itu apakah memberikan tanda akan terpilih? Ya bukan juga lah, tapi habisnya itu apakah ada masa perpanjangan waktu oposisi atau mungkin terpilih. Nyapres aja masih cair kan? Weleeeh weleeeh.
Tapi perkataan Prabowo kalau para elite itu berhati beku, kayaknya udah ada solusinya deh. Solusinya adalah Prabowo ikut andil, karena ehhh karena, Prabowo dibutuhkan menjadi sosok yang mencairkan.
Bukankah Prabowo kini dikenal sebagai sosok yang cair. Uhuuukk uhuuukk, maksudnya isu Prabowo nyapres itu masih cair, weleeeh weleeeh.
Makanya kalau mau mengkritik itu coba tiru Dan Brown, penulis Amerika Serikat yang tidak akan pernah menulis kritik yang lemah, bahkan ia membutuhkan waktu dua puluh tahun untuk membuat kritik.
Jadi apakah gaya Prabowo dan lingkar koalisinya sebagai oposisi Pemerintah mentok begini aja? Weleeeh weleeh. (Z19)