“Dan sekarang semua rasa sudah gila, dan gila pun merasakan punya jiwa, namun kau tak pernah juga bilang gila, takkan pernah, takkan pernah hilang gila.” ~ Sore, ‘Sssst…’
PinterPolitik.com
[dropcap]T[/dropcap]oko elektronik, toko baju, dan toko gawai mengalami penurunan omset di luar hari besar. Masyarakat beralih belanja melalui aplikasi daring (online) dibanding harus pergi ke toko. Bisnis di dunia nyata memang mulai mengubah skema dan strategi.
Begitupun yang terjadi di dunia gaib. Mendadak baru-baru ini, tuyul tidak lagi suka dengan uang kertas. Sekarang tuyul lebih suka dengan kertas surat suara Pemilu. Apa ini bisa kita katakan sebagai skema bisnis dunia gaib yang telah berubah?
Apa jangan-jangan penghuni dunia gaib seperti tuyul, kuntilakan, dan sejenisnya sedang mengembangkan bisnis berbasis daring (online) seperti dunia manusia? Kalau iya, mungkin para pengusaha wajib panik tuh ahahaha.
Pantas saja ada cerita abang ojol yang suka nganterin hantu, jangan-jangan hantunya salah pakai aplikasi hehehe.
Ternyata eh ternyata, fenomena ini diperkuat oleh statemen Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyindir pelaksanaan Pilkada serentak di Jawa Barat (Jabar).
Katanya ada yang menang dapat jumlah suara lebih banyak dari daftar hadir, jadi mungkin ada tuyul yang ikut milih. Lucu tapi menyedihkan gitu.
Wah kacau memang, tuyul kok kurang kerjaan ya, hmmm bikin KZL aja.
Prabowo menuturkan selain dugaan daftar pemilih yang tidak jelas, pasangan yang didukungnya, yakni Sudrajat-Ahmad Syaikhu juga melaporkan dugaan intervensi dari sejumlah kalangan. Dia juga mengatakan ada kotak suara yang tiba-tiba hilang. Prabowo bilang ini hal-hal yang lucu tapi gak lucu.
Iya lah, gimana bisa lucu, ini mah horror bray. Tuyul and the gengs udah turun tangan, siapa yang tidak merinding coba.
Bukan Prabowo gengs kalau tidak melakukan gugatan. Mereka siap ambil langkah untuk menggugat seandainya pengumumannya dinyatakan bahwa calon-calon mereka kalah.
Terus kalau udah kalah, masa mau dibuat menang ya? Mending ga usah Pilkada sekalian aja.
Memang kebiasaan ya di negara ini, sukanya mengobati bukan mencegah. Memang anggaran tim kampanye gak dialokasikan kepada saksi apa ya? Emangnya saksi pada ke mana kemarin? Oh pada boci (bobo ciang) ya? Ngerasa dizalimi kok meneng bae, huft dasar ganteng.
Eits ada kabar teranyar nih. Ketua KPU Jabar mengatakan capaian suara antara Rindu dan Asyik mendapati selisih sebanyak 4,1 persen. Sehingga, tidak ada celah untuk bisa melakukan gugatan kepada Mahkamah Konstitusi.
Kalau udah gini masih mau ngambek-ngambek nih? Hehehe ya udah lah ya biar jadi urusan partai saja. Himbauan untuk masyarakat sih gengs, mau Asyik kek mau Rindu kek yang penting jangan berhenti kritik yang memberikan solusi ya ke pemerintahan baru di Jabar nanti.
Pas banget nih sama apa yang diungkapkan Mohammad Hatta: “Hari siang bukan karena ayam berkokok, akan tetapi ayam berkokok karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan rakyat timbul bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara karena ada pergerakan.” (G35)