Saat partai lain sibuk mempersiapkan Pilkada Serentak, partai berlambang Ka’bah ini malah sibuk rebutan kantor. Walah, kapan selesainya ya.
PinterPolitik.com
“Sejak 2014, kita tidak berkantor di sini. Dan mulai tadi pagi, kami menempati gedung ini. Ini merupakan Kantor DPP PPP sejak dulu. Kita tempati setelah pihak Djan tidak menempati ini dan kantor dibiarkan terbengkalai.”
[dropcap]U[/dropcap]capan Wakil Sekertaris Jenderal PPP kubu Romahurmuzy atau Romy, Achmad Baidowi ini bisa dibilang sebagai tanda resminya PPP kubu Romy menempati (kembali) Kantor Dewan Pimpinan Pusat PPP yang terletak di Jalan Dipenogoro, Jakarta Pusat, setelah sebelumnya kantor tersebut diduduki oleh PPP kubu Djan Faridz.
Kalau partai politik (parpol) lainnya lagi pada sibuk berkonsolidasi, bahkan sampai berkoalisi dengan parpol lainnya untuk menyambut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak tahun depan, partai berlambang Ka’bah ini masih saja sibuk gontok-gontokan sesamanya. Semua cuma gara-gara saling berebut kekuasaan, menyedihkan sekali sih.
Padahal, berkuasanya juga baru di partainya sendiri. Coba bayangkan kalau kedua ketua umum ini maju ke Pilpres nanti, apa enggak bakal lebih rempong lagi? Bisa-bisa kalau kalah, mereka juga enggak bakal terima dan keukeuh pingin jadi presiden. Wah, untungnya yang kalah di Pilpres 2014 lalu, enggak kayak gitu-gitu amat yah. Eh!
PPP KEMBALI TEMPATI KANTOR DI DIPONEGORO
Berikut Poin Hasil Konfrensi Pers sore tadi di kantor DPP Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat.#KamiKembali pic.twitter.com/Q9u6QahAJu
— DPP PPP (@DPP_PPP) December 13, 2017
Lebih repotnya lagi, rebutan itu pake bawa-bawa preman segala! Jiah, mentang-mentang yang satu itu bosnya preman Tanah Abang. Tapi yang bikin geli, sang bos bilangnya yang pakai preman itu pihak sebelah. Sementara pihak sebelah enggak ngaku, menurutnya, si bos itu yang manfaatin anak buahnya. Haduh, makin kayak anak kecil aja deh. Pake acara saling menyalahkan segala.
Kalau kedua pihak berantemnya mirip bocah rebutan mainan begini, gimana mau dipilih sama warga nantinya? Gimana mau ngurus daerah atau bahkan negara, kalau mengkonsolidasi partainya aja enggak bisa? Masa iya untuk saling bersikap legowo aja enggak sanggup? Ingat ya, ini baru tingkat partai lho, belum daerah atau negara!
Sepertinya, partai hijau tertua ini udah pasrah dengan Pilkada nanti. Urusan kantor aja masih rebutan, gimana mau mikirin yang lainnya. Apalagi selama ini yang diperlihatkan ke masyarakat, bukan sikap yang terpuji begitu. Baik pihak yang menang maupun kalah, kalau dipikir-pikir sebenarnya sama-sama dirugikan, karena bisa jadi hasil pemilihan legislatif di 2019 nanti, mereka hanya akan gigit jari. (R24)