Site icon PinterPolitik.com

Politik Tenis Meja Prabowo

Politik Tenis Meja Prabowo

Foto : istiwewa

“Pria mana yang tak suka senyummu juwita, kalau ada yang tak suka mungkin sedang goblok.” – Iwan Fals,  ‘Mata Indah Bola Pingpong’


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]ekan olahraga terakbar tidak lama lagi akan terselenggara di Indonesia tepatnya di kota Palembang, Jakarta dan Bandung dalam tajuk Asian Games. Ini merupakan kali kedua pesta olehraga itu terlaksana di Indonesia.

Dari 21 negara yang terlibat dalam pagelaran ini, mungkin hanya Indonesia yang menerjunkan tokoh-tokoh politiknya untuk seluruh cabang olahraga yang dipertandingkan. Kok bisa?

Layaknya pemain profesional, para tokoh politik Indonesia melakukan pemanasan demi menunjukkan hasil yang maksimal di pekan olahraga megah ini, demi persiapan untuk pertarungan sesungguhnya di 2019 nanti.

Seakan tidak rela kehilangan trofi pertandingan, membuat mereka gelap mata dan melupakan apa yang sebenarnya menjadi tujuan bersama bangsa Indonesia.

Mereka hanya fokus mendapatkan gelar juara dan bersiap mempersembahkan kemenangan ke tiap-tiap partai politiknya – eh maksudnya timnya masing-masing. Berbeda dengan atlet sesungguhnya yang berjuang tulus untuk rakyat.

Apakah benar mereka sampai seperti itu?

Benar, mereka sampai tak tahu apa yang memotivasi diri mereka sampai berbuat seperti itu. Sudahlah gengs, mungkin mereka lelah.

Mari kita tengok latihan persahabatan di gedung tenis meja. Di sini terlihat sangat unik cara mereka berlatih. Mereka bermain tidak mengunakan bola pingpong biasa, melainkan mengunakan bola api!

Langsung dari lapangan pertandingan, sudah terlihat service pertama dilakukan oleh Prabowo Subianto.

“Tidak mungkin rakyat Indonesia sejahtera, tidak mungkin rakyat Indonesia makmur. Bahwa kekayaan bangsa Indonesia lari ke luar negeri, mengalir ke luar ngeri, tidak ada kekayaan kita yang tinggal di Indonesia.”

Dan bola panas kata-kata ini langsung ditangkis oleh Rizal Ramli yang mengatakan: “Kalau kita cermati, sebagian besar kritikan itu lebih pas dialamatkan ke kinerja ekonomi pemerintahan sebelumnya.”

Kesigapan Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera berhasil menyelamatkan kehilangan poin dan bola panas langsung disambut dengan kata-kata: “Kritik Pak Prabowo punya fakta yang kuat. Target tujuh persen pertumbuhan ekonomi tidak tercapai. Malah hutang yang meningkat plus proyek infrastruktur yang tidak berdampak pada ekonomi riil.”

Sungguh pertandingan yang sangat menarik, pemirsa! Seakan tidak bisa move one, pukulan ini berhasil di-smash oleh Rizal Calvary Marimbo dari PSI: “Pertanyaannya, siapa yang awalnya membuka keran besar-besaran untuk masuknya investasi asing di pertambangan dan perkebunan?” Poin pertama untuk PSI!

Ah, mungkin benar kata musikus rock dari Amerika Serikat, Frank Zappa pada tahun 1940: “Politik adalah cabang industri hiburan.” Hmm, memang menghibur. (G11)

 

Exit mobile version