Site icon PinterPolitik.com

Polisi Yang Ditukar TNI

Polisi Yang Ditukar TNI

Massa meminta Polisi mundur (foto: Kompas.com)

Sumber keamanan seharusnya hukum dan akal sehat. Keamanan yang berdasarkan senjata dan kekuasaan adalah penindasan”. – W.S. Rendra


Pinterpolitik.com

Aksi demonstrasi di depan kantor Bawaslu dan KPU memang meninggalkan kesan yang bermacam-macam ya cuy. Kayak permen yang jargonnya “manis asem asin rame rasanya”. Hehehe. Kesan mencekam dan menegangkan pasti lah ya itu, bisa kita lihat dari berita dan video yang beredar.

Tapi, kalau kita amati secara mendalam, aksi ini juga meninggalkan kesan haru dan mengagetkan juga loh. Coba tebak apa yang mengagetkan?

Ceritanya gini, sejak awal yang mengamankan situasi di lapangan kan para anggota kepolisian dan Brimob. Eh ketika personel TNI datang, sistuasi dan kondisi yang awalnya menegangkan dan mencekam, seketika berubah 180 derajat.

Pasalnya nih, ketika TNI datang, para pendemo  langsung bertepuk tangan gembira dan meminta polisi untuk mundur loh. Bahkan nih, massa aksi sampai berteriak: “TNI teman, TNI bersama rakyat. Polisi mundur-mundur”.

Waduh, kalau kondisinya kayak gini, kasihan ya para polisi. Kok seakan mereka itu musuh masyarakat banget gitu.

Jangan-jangan pemerintah emang sengaja membuat design adanya bad guy dan good guy? Jadi kayak dalam keluarga gitu ada ayah yang marahi, ada ibu yang menyayangi. Share on X

Udah seharian panas-panasan dan diberi muka jutek, eh ketika TNI datang malah digituin.  Kalau ibaratnya nih, kayak sinetron bawang merah dan bawang putih cuy. Polisi itu yang jadi bawang merahnya, selalu dianggap sebagai orang yang jahat dan suka nyiksa, sedangkan TNI sebagai bawang putih yang baik hati dan kalem gitu. Padahal kan secara tampang biasanya malah TNI itu lebih garang.

Munculnya kondisi seperti ini, malah menimbulkan pertanyaan besar ya. Kenapa sih cara pandang masyarakat kepada TNI dan polisi bisa berbeda. Padahal kan sama-sama aparat keamanan negara. Apa karena kinerja polisi yang memang selalu bersinggungan dengan masyarakat, jadi masyarakat cenderung mempunyai penilaian negatif terhadap mereka?

Atau jangan-jangan pemerintah emang sengaja membuat design adanya bad guy dan good guy? Jadi kayak dalam keluarga gitu, ada seorang ibu yang bagian mengayomi dan memanjakan anak, tapi juga ada bapak yang bagian ngomel dan memarahinya.

Jadi TNI ngambil peran good guy sementara polisi ngambil peran bad guy. Tujuannya tentu agar ketertiban bisa lebih muda terjadi, kayak keluarga yang harmonis gitu. Ada kasih sayang yang terjaga, tapi juga ada disiplin yang tegak buat anak-anak.

Tapi, bagaimana pun melihat kondisi seperti ini, yang penting nggak palsu loh cintanya. Soalnya dulu Indonesia pernah dipimpin sama good guy. Hasilnya? Malah uang rakyat yang dikorupsi buat keluarganya. Upppsss, kan keceplosan jadinya. (F46)

Exit mobile version