Fabby juga menyatakan heran mengapa sampai sekarang PLN belum juga mengumumkan secara resmi pemenang tender Proyek PLTGU Jawa 1, padahal sejak Oktober 2016 sudah jelas konsorsium mana yang menempati peringkat pertama.
pinterpolitik.com – Selasa, 10 Januari 2017.
JAKARTA – Pengamat energi Fabby Tumiwa berpendapat, pimpinan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) gegabah kalau sampai membatalkan pemenang tender proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa 1.
Menjawab pertanyaan pinterpolitik.com, Senin (9/1/2017) malam, Fabby Tumiwa, yang juga Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), mengakui, dia juga mendengar isu akan dibatalkannya pemenang tender Proyek PLTGU Jawa 1 menyusul mundurnya persetujuan kontrak jual-beli listrik, karena disebut-sebut terkait dengan pasokan LNG bermasalah.
Fabby juga menyatakan heran mengapa sampai sekarang PLN belum juga mengumumkan secara resmi pemenang tender Proyek PLTGU Jawa 1, padahal sejak Oktober 2016 sudah jelas konsorsium mana yang menempati peringkat pertama.
Menurut Fabby, Pertamina mestinya mengumumkan dulu pemenang tender berdasarkan penilaian dan evaluasi terhadap peserta lelang. Dalam hal ini sudah jelas siapa peringkat pertama, kedua, dan seterusnya.
Menjawab pertanyaan apakah pengumuman demikian bukan sudah terlambat mengingat penentuan peringkat pertama peserta tender sudah diputuskan Oktober 2016, Fabby mengatakan, bergantung pada persyaratan tender.
Dikemukakan, terkait dengan itu harus dipertanyakan kepada PLN mengapa hingga kini pengumuman dimaksud belum dilakukan. Di mana letak masalahnya. Apakah sudah dikonfirmasi ke konsorsium Pertamina yang menempati peringkat pertama tentang kesiapan dan lain sebagainya.
“Sampai sekarang saya tidak tahu alasan PLN belum juga mengumumkan pemenang tender itu,” kata Fabby.
Ia mengatakan, sesuai dengan ketentuan mestinya kontrak jual-beli listrik dengan pemenang tender, dalam hal ini, konsorsium Pertamina bersama Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation, sudah ditandatangani. Dengan demikian, pembangunan proyek pembangkit listrik berkapasitas 2 x 800 megawatt itu dapat segera dimulai.
Hasil Evaluasi PLN
Seperti diberitakan, pada pertengahan Oktober 2016, Senior Manager Public Relations PLN Agung Murdifi mengungkapkan tim evaluator tender PLTGU Jawa 1 telah merampungkan evaluasi teknis, administrasi, dan harga untuk lelang proyek yang diperkirakan bernilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 26 triliun itu. Dari semua aspek yang ditentukan PLN, konsorsium Pertamina, Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation, diputuskan sebagai peringkat pertama peserta tender.
Sesuai prasyarat tender, seharusnya kontrak perjanjian jual-beli listrik ditandatangani dalam waktu 45 hari sejak pemenang diperoleh agar jadwal commercial operation date (COD) pada 2019 dapat terealisasi. Tetapi, penandatanganan kontrak itu molor dan belum diketahui kapan dilaksanakan.
Sumber lain menyebutkan, dari sudut kemampuan memasok gas untuk operasional PLTGU Jawa 1 nanti konsorsium Pertamina tidak perlu diragukan lagi. Selain itu, konsorsium Pertamina menyediakan engine yang lebih efisien dari yang ditawarkan oleh konsorsium lain, yakni produk General Electric.
Lebih efisiennya engine tersebut dalam penggunaan bahan bakar akan dapat mengurangi harga jual listrik nanti. Oleh karena itu, dari sudut apa pun, baik itu persyaratan lelang, pasokan gas, serta engine yang lebih efisien, konsorsium Pertamina dinilai lebih unggul. (E19)