Site icon PinterPolitik.com

PKS Terbelit Spanduk Khilafah

PKS Terbelit Spanduk Khilafah

Istimewa

“Itu sedang diselidiki. Siapa yang masang. Itu kan ada di beberapa JPO. Ditemukan ada di Bekasi.” ~ Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Setyo Wasisto


PinterPolitik.com

[dropcap]M[/dropcap]enjelang pelaksanaan Pilkada di beberapa daerah, kejadian-kejadian aneh bisa tiba-tiba muncul tanpa tahu siapa aktornya dan apa motivasinya. Salah satu yang – katanya – jadi korban adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang belakangan ini disibukkan dengan spanduk khilafah berlogo partai tersebut.

Setelah dua kali ditemui menggantung di Bekasi, tak lama kemudian spanduk yang menyatakan kalau PKS mendukung khilafah Islamiyah juga muncul di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Serpong, Tangerang. Spanduk-spanduk yang diturunkan sendiri oleh masyarakat tersebut, akhirnya membuat kepolisian bereaksi.

Tak tanggung-tanggung yang turun Markas Besar (Mabes) Kepolisian RI (Polri) sendiri, karena pemasangan spanduk tersebut kalau dibiarkan tentu dapat menimbulkan keresahan di masyarakat. Terlebih, para elit PKS sendiri juga sudah mulai resah dan sibuk mencari kambing hitam dari kejadian ini.

Kok cari kambing hitam sih? Ya iyalah, kan namanya juga tahun politik. Kalau bisa digoreng, keberadaan spanduk ini bisa jadi senjata untuk menuding-nuding pihak lawan yang sengaja menggunakan black campaign. Ehm, biasalah itu. Kalau ada apa-apa ya salahin aja lawan, bener apa enggaknya kan sebodo teuing ya. Hadeeuh.

Jadi wajar aja sih, kalau Kepolisian langsung bereaksi mencari tahu siapa “orang iseng” yang kebanyakan duit bikin spanduk buat manas-manasin itu. Apakah benar pihak lawan yang ingin menjatuhkan PKS, atau jangan-jangan malah kader PKS sendiri yang berinisiatif tanpa koordinasi dengan pimpinannya. Semua kemungkinan bisa aja kan?

Tapi kalau masyarakat sendiri sih, dengan ada tidaknya spanduk tersebut, tentu sudah bisa menyimpulkan sendiri dari pergerakan partai oposisi ini. Mungkinkah PKS mendukung khilafah? Semua tentu punya jawaban atas pandangannya sendiri-sendiri, berdasarkan sepak terjang partai dan para kadernya.

Seperti juga yang dikatakan oleh Filsuf dan Politikus Prancis Jean Baudrillard, kalau hanya seorang politisi saja yang percaya dengan apa yang ia katakan. Sementara masyarakat sendiri, telah berhenti mempercayai ucapannya lagi. Jadi, benar tidaknya isi spanduk itu, sebenarnya udah enggak penting lagi kayaknya. (R24)

Exit mobile version