“Kami lihat PKS, Gerindra, PAN kalau bergabung dengan koalisi pengusung Jokowi, nanti Pak Jokowi lawan kotak kosong. Kami melihat itu tidak sehat bagi demokrasi kita.” ~ Presiden PKS Sohibul Iman.
PinterPolitik.com
[dropcap]A[/dropcap]pa kamu pernah dengar istilah “Api dan Air Menyatu”? Belumkan? Atau pernah liat “Air dan Minyak Menyatu”? Atau pernah liat kartun Tom and Jerry akur? Gak mungkinkan? Ya gitu kira-kira dua ideologi paham politik yang gak bisa disatukan. Sampe lebaran kuda juga gak akan menyatu.
Nah, baru-baru ini Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan, tak ingin bergabung dengan koalisi partai politik pendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Apa perbedaan antara ideologi Islam dan Nasionalis benar-benar gak akan pernah menyatu?
Padahal kalau dilihat secara kasat mata, lumayan loh prestasi Pemerintahan Jokowi. Seandainya PKS ikut bergabung mendukung Jokowi ditambah dengan beberapa partai pengusung lainnya. Ya udah deh dijamin jalan mulus di Pilpres 2019 nanti. Wush wush, secepat mobil di jalan tol.
Enak deh nanti PKS bisa menjadi bagian dari Pemerintahan Jokowi di periode kedua, dan ga perlu lagi gigit jari nyinyir-nyinyir dari jauh. Yang bilang Rezim anti Islam lah; Rezim antek Asing dan Aseng lah; Rezim yang udah gak peduli dengan rakyatnya karena narik subsidi dan nyusahin hajat hidup orang banyak. Sayonara bye-bye deh sama semua sifat nyinyir itu. Tapi catetannya, kalau PKS ikut joint loh itu.
Lah ini PKS kok malah balik badan, gimana toh. Penawaran yang menggiurkan loh ini. Apa sih alasannya? Denger-denger sih karena kalau PKS, Gerindra, dan PAN bergabung dengan kubu Presiden Petahana, maka Jokowi kayak lawan kotak kosong gitu. Weleh weleh, itu toh alasannya. Ciusan itu alasannya?
Jadi ceritanya demi menegakkan demokrasi, maka PKS merelakan potensi kemenangan bersama partai pengusung Jokowi, gitu maksudnya? Luar biasa sekali PKS ini, mantap jiwa. Tapi ya sudah lah ya. Kan namanya juga politik, ada aja seni tarik ulur kepentingannya.
Sepertinya tawaran untuk bergabung dengan koalisi Gerindra dan PAN jauh lebih menjanjikan, menurut pertimbangan PKS. Tapi apa kira-kira amunisi yang bisa digunakan tiga partai ini untuk menumbangkan kebanggaan masyarakat akan prestasi Jokowi? Mmm, sepertinya cuma Tuhan dan rumput bergoyang yang tahu jawabnya. (K16)