“Spontan, uhuy!”
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]emamg belum ada kata sepakat antara Partai Gerindra dengan PKS soal wagub DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno. Kedua parpol sama-sama ngotot menginginkan kursi DKI-2. Gimana enggak ngotot ya mereka, wong posisi Gubernur DKI Jakarta paling sering kebanjiran uang. Wkwkwk.
Eh, maksudnya apa tuh Gubernur Jakarta sering kebanjiran uang? Hmmm, masa kalian enggak tahu sih gosip anggaran triliunan yang bisa digunakan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tanpa perlu persetujuan DPRD? Itu kata kabar angin yang ngeri-ngeri sedap loh.
Tapi bisa jadi sih, soalnya coba deh lihat sisa anggaran APBD Jakarta 2016 aja yang sampai Rp 7,7 triliun. Itu kan bisa disalahgunakan dan “dipermainkan”. Hmm, pantesan aja ya posisi di Jakarta jadi strategis banget.,
Kalau tiap bulan uang segitu dibeliin telur gulung semua, ngeluh tuh ayamnya cuy disuruh bertelur terus. Apalagi kalau uangnya buat beli es kepal, bisa radang semua itu PNS di Jakarta. Hahahahaha. Share on XBtw, kebayang enggak waktu jamannya Ahok kan banyak tuh pembangunan dan belanja bus miliaran, tapi sisa anggarannya masih Rp 7,7 triliun. Terus gimana ya anggaran zamannya Anies Baswedan yang cuman dipakai beli jaring hitam sama cat belang-belang? Bisa jadi kalau Anies bener ngurus anggaran DKI Jakarta, bisa beneran maju kotanya dan bahagia wargannya nih! Betul apa betul?
Nah, sekarang kita udah paham dong kenapa akhirnya PKS dan Gerindra berebut kursi nomer 2 di DKI Jakarta? Apaan, mereka berebut karena anggaran? Wih, enggak mungkin lah, masa sih PKS partai bernafaskan Islam mata duitan gitu? Apalagi Gerindra, partai yang bernafas nasionalis dan anti kebocoran kekayaan nasional, masa berebut cuman karena uang buat nambah dana kampanye, emangnya Sandiaga kurang kaya apa? Ahahaha. Awas, jangan gede-gede ketawanya!
Tapi, seandainya PKS berhasil dapat kursi nomer dua di DKI Jakarta, apa mungkin Anies batal masuk jadi kader Gerindra sesuai dengan gosip yang beredar? Atau mungkin PKS cuman dapat jargon baru untuk kursi DKI-2? Jargon yang didapat PKS sama kayak pabrikan motor Jepang: “PKS Semakin Ketiggalan”! Mungin juga bisa kita sebut PKS itu akronim dari: “Partai Ketinggalan Selalu”? Uppss, bercanda ya wkwkwk.
Intinya dari semua ini, PKS dan Gerindra harus dewasa menghadapi ujian perebutan kursi DKI-2. Keduanya jangan hanya sekedar melihat anggaran yang ada, tapi harus melihat bagaimana anggaran itu dialokasikan dengan baik untuk rakyat Jakarta! Betul apa betul?
Ditambah lagi kan mau menghadapi Pilpres, masa gara-gara kursi DKI-2 bisa bikin pecah kongsi, terus gagal dong bikin Indonesia yang adil dan sejahtera? Gimana nih menurut kalian, apa mungkin PKS jadi Partai Ketinggalan Selalu? Atau PKS jadi Partai Kita Sukses? (G35)