“Pertemuan itu obrolan informal politisi junior berguru kepada politisi senior. Isinya tentu isu penting bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ada tentang pilkada, pileg, pilpres, kondisi ekonomi,” ~ Ketua Umum PKS, Sohibul iman.
PinterPolitik.com
[dropcap]U[/dropcap]sai pertemuan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa waktu lalu, kini giliran Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bertemu dengan JK di kediamannya, Selasa lalu. Mmm, apa ya kira-kira yang mereka obrolin? Gosipnya sih ada orbolan seputar kesejahteraan rakyat, Pilkada, Pileg, hingga Pilpres.
Tapi kok eike ngeliat pertemuan ini seakan dibuat tergesa-gesa ya. Apa karena sebelum ini JK menemui SBY? Palingan Sohibul ada rasa khawatir usai mencuatnya wacana duet JK dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Cie cie yang panikan, hahaha. Orang lain yang duet, masa situ yang grogi, cape deh.
Emang sih sebelum ini PKS ada wacana untuk mengangkat kandidat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai calon presiden berpasangan dengan dengan Mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) sebagai calon wakil presiden. Tapi kenapa malah kepo sama pertemuan JK dan SBY?
Ya, eike mah husnudzon aja. Kan ngakunya Sohibul bertemu dalam rangka minta wejangan pada senior. Lagian kalau kita inget-inget lagi, konon kabarnya nama Anies bisa muncul sebagai calon gubernur DKI Jakarta tempo lalu memang berkat campur tangan JK loh. Siapa tau kali ini PKS mengharapkan agar JK kembali mendukung Anies maju sebagai capres dari PKS.
Tapi pertanyaannya tuh, gimana caranya? Secara kan PKS gak bisa mengusung capres sendirian. Untuk bisa memajukan Anies-Aher, PKS perlu ekstra-kerja keras. Lupa ya ada UU Pemilu yang mengatur soal presidential threshold, di mana capres baru bisa diusung dengan ketentuan bila parpol memiliki minimal 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah nasional Pemilu 2014?
Lah PKS kan Cuma punya 7,1 persen kursi di DPR dan 6,79 persen suara hasil Pemilu 2014. Jadi kalau mau tetap mengusung Anies-Aher, ya harus berkoalisi dengan partai lain dung. Tapi emangnya ada yang mau sama komposisi nama calon itu? Sohibul dateng ke JK bisa jadi gak ada gunanya dung. Toh Golkar, tempat partai dia bernaung kini mendukung Jokowi. Yah, terancam gigit jari dong, hiks. (K16)