“Keadilan adalah dasar utama dalam segala persoalan. Ia harus ditegakkan terhadap yang dibenci sekalipun.” Anonim
PinterPolitik.com
[dropcap]T[/dropcap]iap hari, tiap jam, atau bahkan tiap detik korban-korban kekerasan seksual berjatuhan. Mereka menjerit dalam rasa kalut. Tak ada tempat mengadu apalagi perlindungan. Mereka takut, malu, sekaligus rapuh. Di dalam pikirannya, menjadi korban adalah sebuah kesalahan. Mengapa bisa salah? Karena orang lain menganggap begitu.
Ya, mirisnya kalau jadi korban kekerasan seksual di negara kita, korbannya malah yang disalahkan. Ngapain pulang malam-malam? Siapa suruh pakai pakaian terbuka? Siapa suruh pergaulan bebas? Kenapa nggak nurut sama suami? Blablabla… Selalu teriris hatiku membayangkan nasib kelam para korban.
Untungnya, sekarang ini makin banyak orang yang sadar akan kekeliruan tersebut. Buktinya, RUU Perlindungan Kekerasan Seksual (PKS) sampai sekarang masih terus diperjuangkan. Sebenarnya aneh juga, kenapa juga harus memperjuangkan hal yang sudah sepatutnya ditegakkan. Tapi mau bagaimana lagi, kita harus ingat juga, masih ada sebagian umat manusia yang masih berkabut isi otaknya.
Sampai sekarang RUU PKS masih jadi pergulatan, bahkan di dalam internal DPR sendiri. Salah satu partai yang paling gencar menolak adanya RUU ini adalah Partai Keadilan Sejahtera. Singkatannya udah sama-sama PKS, tapi kok begitu? Hmmm...
Mereka berdalih, RUU PKS berbau liberalisme serta tidak sesuai dengan nilai Pancasila dan adat ketimuran bangsa Indonesia. Jelas, ya, mereka menolak karena apa? Yup, gagal fokus. Padahal RUU ini maksudnya untuk melindungi warga bukan malah menyesatkan suatu budaya.
Nampaknya kita harus memberikan tanda tanya besar kepada PKS ini. Lebih penting mana, RUU PKS dengan kebijakan penghapusan pajak sepeda motor dan SIM? Dimohon para netizen untuk bantu PKS berpikir ya, agar tidak terus-terusan tenggelam dalam prasangka.
Hidup dalam prasangka itu hanya akan menyusahkan.... Share on XPKS menolak RUU PKS dengan dalih ingin melindungi umat Islam dari paham liberal yang terkandung di RUU PKS. Tapi mohon maaf, sebenarnya siapa yang sedang kalian lindungi? Masyarakat secara umum, atau umat Islam konservatif lumbung suara kalian di Pemilu 2019 nanti? Siapa tahu, PKS ini takut suaranya tergerus karena menyetujui RUU PKS, yang katanya melegalkan zina dan LGBT, padahal tidak ada.
Kalau benar PKS menolak RUU PKS hanya demi mengamankan suara, ku pikir ini benar-benar terlalu. Tega-teganya nasib para korban kekerasan seksual harus digadaikan demi Pemilu. (F41)