“Ketika politik mengajarkan bahwa tugas politikus sesungguhnya melaksanakan kehendak rakyat. Namun, yang terjadi mereka hanya mementingkan dirinya sendiri.”
PinterPolitik.com
[dropcap]F[/dropcap]ahri Hamzah dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sempat berseteru hingga membawa kedua pihak ke meja hijau. Hal ini diawali dari pemecatan Fahri Hamzah oleh PKS. Kok bisa sampai separah itu?
Apa alasannya ya? Banyak spekulasi bermunculan antara tidak tertibnya Fahri dengan kebijakan dan keputusan partai atau justru banyak hal yang menjadi latar belakang terjadinya pemecatan. Weleeeh weleeeeh.
Tapi perlu disadari bahwa PKS lah yang mengantarkan Fahri duduk di kursi DPR, bahkan pimpinan DPR RI. Weleeeh weleeeh enak ya.
Tapi setelah PKS merasa memecat, Fahri tak dianggap lagi sebagai kader PKS. Hmmm gimana sih.
Kan kalau menurut putusan pengadilan bahwa Fahri harus dikembalikan menjadi kader PKS. Kenapa begitu alergi sih sama Fahri? Weleeeh weleeeh
Harusnya dimusyawarahkan lah antara PKS dan Fahri atau dibuatkan forum yang bisa membuatnya tak saling berseteru.
Gimana caranya Fahri mendengar kebijakan politik PKS untuk DPR RI kalau dia aja masih berseteru seperti ini? Wadeziiiiiggg hufffftt
Sudahlah jangan buat tontonan tak elok buat bangsa ini. Berdamai saja lah. Kalau mau itu juga ah wkwkwk.
Berarti posisinya PKS tak menganggap Fahri sebagai kader PKS, tapi Fahri masih berpegang pada putusan pengadilan yang menyatakan ia masih kader. Hmmm rumit amat ini yak.
Tapi baru – baru ini PKS mengirimkan surat untuk pergantian Fahri di DPR dengan kader PKS lainnya. Lah katanya udah ga menganggap Fahri, tapi kok masih diganti sesama kader PKS. Weleeeeh weleeeeh
Jadi Fahri ini kader partai mana sih? Digoyang mulu posisinya tapi partainya sendiri tak punya kekuatan. Weleeeh weleeeh gimana jadinya sih.
Terlebih, Fahri menjawab lebih baik PKS tunduk pada putusan pengadilan. Hmmmm, emangnya partai ga bisa apa merotasi kadernya di DPR RI?
Jadi Fahri itu siapa sih? Kader partai mana? Hmmm, susah sekali tersentuh weleeh weleeh. (Z19)