“Itu bukan tol Pak Jokowi, itu tolnya rakyat. Jadi nggak apa (pendukung #2019GantiPresiden) masuk tol, kan kita bayar. Jalan tol kan bebas untuk siapa saja. masuk tol boleh. Mau klakson juga boleh. Toh itu himbauan.” ~ Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.
PinterPolitik.com
[dropcap]A[/dropcap]da-ada aja ya, hiruk-pikuk politik menjelang mudik lebaran tahun ini. Setelah sebelumnya heboh ajakan klakson tiga kali bagi pemudik pendukung #2019GantiPresiden, kini muncul spanduk bertuliskan ‘Jalan Tol Pak Jokowi’. Hadeuh, aya aya wae ah mereka ini. Udah kayak bocah aja ya cara kampanye kedua kubu pendukung tersebut.
Padahal tradisi mudik bagi masyarakat Indonesia udah jadi bagian dari khasanah budaya lokal yang gak bisa terpisahkan dengan unsur silaturahmi dengan handai tolan di kampung halaman. Tapi gegara propaganda politik praktis seperti ini, esensi kekhusyukan mudik menjadi terdistorsi. Malah bikin riweuh.
Munculnya sejumlah spanduk di beberapa titik lokasi perjalanan mudik ini memang sebagai bentuk reaksi terhadap ajakan klakson tiga kali bagi pemudik pendukung #2019GantiPresiden. Spanduk ini kayaknya sih difungsikan sebagai autokritik bagi para pemudik yang suka pencet klakson tiga kali itu. Jiah, cape deh.
Bagi saudara2ku yang mudik, jangan lupa membunyikan klakson 3 kali "om telolet om" sebagai bentuk dukungan terhadap #2019GantiPresiden ?. Selamat mudik dan i'tikaf di 10 hari terakhir Ramadhan ? pic.twitter.com/NgScrbkshm
— Mardani Ali Sera (@MardaniAliSera) June 5, 2018
Jadi munculnya spanduk ini memang gak ujuk-ujuk gitu keles. Meski gitu, kemunculan spanduk tersebut justru jadi amunisi sejumlah elite politik oposisi untuk menyerang sosok Presiden Jokowi. Loh, emangnya yang buat spanduk ini Jokowi? Kok nyinyirnya ke dia sih! Emang deh, apa-apa harus salah Jokowi. Kician.
Ya seperti nyinyiran Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera. Sebagai bagian dari oposisi jelas aja kalau keberadaan spanduk ini dijadikan Mardani sebagai alat nyinyir ke Jokowi. Mardani malah salfok pada pemahaman sempit text dalam spanduk yang dinilai Jokowi mengklaim pembangunan tol secara pribadi.
Spanduk itu kan persepsi masyarakat terhadap kesuksesan pembangunan infrastruktur yang ada sekarang. Jadi rasanya lumrah kalau ada yang mengapresiasikan ini sebagai autokritik terhadap ajakan klakson tiga kali bagi pemudik pendukung #2019GantiPresiden. Dikritik balik kok kebakaran jenggot sih?
Jadi spanduk itu bukan muncul sebagai klaim kredit kerja sepihak atuh. Jadi hanya reaksi terhadap aksi sesama pendukung. Jokowinya mah adem ayem woles aja. Masa pihak oposisi mau menang sendiri. Tuh, buktinya mereka banyak bikin hastag, kaos, lagu, video klip. Giliran pihak lain bikin spanduk, eh panik disco. Palingan nanti pemudik pendukung #2019GantiPresiden pada kincup malu gak jadi mencet klakson tiga kali pas mudik lewat jalan tol. Hahaha. (K16)
Kecoak bikin hastag ganti presiden,
Kecoak bikin kaos ganti presiden,
Kecoak bikin mug ganti presiden,
Kecoak bikin lagu ganti presiden,
Kecoak bikin spanduk klason 3x,Cebong nyantai…
Giliran cebong bikin spanduk JALAN TOL PAK JOKOWI eeeee KECOAK langsung STROKE BERJAMAAH? pic.twitter.com/GKA4oLN6ow
— C H A N N E L – X (@chris_channel) June 10, 2018