“Karena langit adalah candu ketika jenuh datang melanda. Membuatmu merasa ada yang mengertimu ketika dunia menatapmu berbeda.~ Rohmatikal Maskur
PinterPolitik.com
[dropcap]G[/dropcap]imana sih rasanya pacaran lama-lama? Suka bosen nggak? Sesekali mungkin jenuh ya. Kok ya nonton lagi, nonton lagi. Mau makan, tempatnya itu lagi, itu lagi. Nah, yang gawat kalau di dalam pikirannya sudah terbesit, ‘Ya ampyunnn, dia lagi, dia lagi’. Hayolooo.
Wajar ya, kalau di dalam sebuah hubungan terbesit rasa jenuh. Begitu pun dengan organisasi dalam partai politik, biar nggak dia lagi, dia lagi, itu lagi, itu lagi, maka biasanya dilakukan rotasi. Seperti yang baru-baru ini dilakukan PKB.
Ya, secara mengejutkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengganti Sekjen PKB dari Abdul Kadir Karding ke Hanif Dhakiri. Tadinya sempat heboh tuh, ada apa? Eh, ternyata hanya untuk penyegaran di dalam partai. Tapi itu sih ngakunya. Semoga emang nggak ada apa-apa ya. Hehehe.
Namun, alasan lain dilontarkan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto mendengar dari Cak Imin, kalau alasan dirotasinya Karding agar doi bisa lebih total membantu tim kampanye Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Nah gitu ya ternyata. Daku kira bubar jalan gitu. Tapi kenapa harus dicopot dari posisi Sekjen PKB sih? Toh Pak Hasto yang juga menjabat sebagai Sekjen PDIP sekaligus sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf bae-bae aja. Hehe
PKB tiba-tiba ganti Sekjen. Firasat apakah ini? Share on XHasto mengaku, kalau sebenarnya tugas yang ia emban kian berat. Oleh karena itu, kini beberapa tugasnya sebagai Sekjen PDIP dibantu orang lain biar bisa fokus untuk kemenangan Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019.
Posisi Karding di dalam TKN memang cucok banget gaes. Sebagai wakil ketua dan juru bicara TKN gitu loh. Ya, tapi anehnya kenapa harus dirotasi? Kenapa nggak seperti Pak Hasto saja?
Lagi pula sebagai pengganti Karding, Hanif Dhakiri kan juga tentu punya kesibukan sebagai menteri Ketenagakerjaan. Apa jangan-jangan selama ini Pak Hanif di kementerian kurang kerjaan ya? Ups! (E36)