“Nobody can give you freedom. Nobody can give you equality or justice or anything. If you’re a man, you take it.” ~ Malcolm X
PinterPolitik.com
[dropcap]H[/dropcap]ayo, siapa di antara kalian yang tidak lari dari tanggung jawab setelah melakukan kerusakan?
Hmm…
Mungkin hanya satu dari seribu orang ya gengs, yang setelah melakukan kerusakan dapat mengakui tindakannya, dan bertanggung jawab atas itu.
Terlebih jika kerusakan atau gangguan itu terjadi di dunia digital. Kerusakan dan gangguan ini seringkali dilakukan oleh para hacker, salah satunya dari kelompok yang menyebut diri Anonymous.
Belakangan, situs Komisi Pemiliham Umum (KPU) menjadi sasaran empuk para hacker tersebut untuk melakukan aksinya.
Yang menjadi pertanyaan, apakah menjadi hal yang wajar situs KPU diserang oleh para peretas Anonymous tersebut?
Mengingat tidak hanya KPU yang dibuat pusing tujuh keliling gengs. Situs sekelas milik Sekretariat Kabinet RI, situs resmi CIA, NASA, dan 27 situs resmi milik Malaysia pernah menjadi target penyerangan Anonymous.
Hmm, cari perhatian lebih banget ya gengs para peretas ini. Eh tapi gengs, kalau sudah kena serangan gini, empat tablet obat ‘Manadol’ sepertinya gak akan bisa bikin pusingnya hilang deh gengs hehehe.
Butuh proses yang cukup lama untuk melacak siapa pelaku yang harus bertanggung jawab atas tindakan ini gengs. Mengingat jaringan digital tidak sebatas dari wilayah Indonesia saja, melainkan berjejaring ke seluruh dunia.
Nah, buat kalian yang butuh proses lama mencari jodoh, mirip-mirip lah seperti kasus ini hehehe.
Bahkan pihak Polri melalui Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto telah memberikan keterangan. Kasus ini sudah diselidiki, dan bekerja sama dengan 193 Interpol di berbagai Negara.
Aduh, buat para peretas hati-hati ya, sebab dulu ada yang baru dipanggil KPK aja langsung nabrak tiang, dan kena serangan diare, apa lagi berhadapan sama 194 Polisi di dunia. Bisa-bisa tiang yang nyamperin kita kali gengs hehehe.
Nah ini yang paling penting gengs, terutama untuk masyarakat dan tim sukses yang merasa dirugikan terhadap serangan ini. Mbok santai saja lah ya, percayakan saja kepada hitungan riil yang sedang dikalukan pihak KPU.
Berlebihan rasanya gengs di era digital ini panik persoalan peretasan yang sifatnya sementara. Toh apa yang sudah disampaikan KPU sudah cukup jelas kok.
Hasil resmi dilakukan berjenjang melalui dokumen yang dikirim secara berjenjang juga. Sekarang, di tiap kecamatan petugas PPK sedang melakukan rekapitulasi hasil perhitungan.
Nah kalo sudah gini kan aman gengs, tetap santai dan perbanyak minum air mineral sebab kita harus fokus kawal kinerja gubernur dan bupati yang telah terpilih, dan akan dilantik gengs.
Jangan seperti sumbu pendek yang mudah meledak, dan jangan seperti tahi ayam yang hanya hangat diawal, eh setelah terpilih, yang keluar dari mulut mereka cuma kata-kata “bodo amat”. Jangan sampai ya gengs, #beasmartperson.
Yuk gengs kita renungkan apa yang diungkapkan oleh Barrack Obama: “Demokrasi bukan hanya kotak suara semata. Kita harus berdiri di pihak mereka yang mencari kehidupan lebih baik.” (G11)