“Pak Presiden tidak bisa hadir, pasti ada urusan kenegaraan yang lebih penting. Namun, kita tetap lanjutkan acara ini sesuai jadwal. Dengan tulus ikhlas kita tetap mendukung Bapak Jokowi di 2019,” ~ Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Oddang.
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]ebagai seorang Presiden RI, Joko Widodo pasti memiliki sejumlah agenda kegiatan yang cukup padat. Saking padatnya, terkadang ada jadwal tertentu yang harus dikorbankan agar semua agenda berjalan dengan lancar. Seperti agenda Jokowi yang dijadwalkan hadir untuk membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Hanura di Pekanbaru, Selasa (8/5) 17.00 WIB.
Tenyata eh ternyata, Pakde Jokowi gak nongol di acara tersebut. Alhasil akhirnya Rakernas dibuka Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Oddang (OSO). Kabarnya sih pesawat Pakde baru sampai di Pekanbaru sekitar pukul 18.15 WIB. Kayaknya lalu lintas udara lagi padat merayap ya.
Yah, batal hadir dong Pakde Jokowi di Rakernas Hanura. Padahal mereka itu partai pendukung Jokowi loh untuk Pilpres 2019 mendatang. Masa gak dibela-belain dateng sih? Apa Jokowi gak memprioritaskan partai seperti Hanura, ya? Mungkin cuma tertarik dengan PDIP, Golkar atau Nasdem aja ya yang suaranya gede di parlemen. Wedew.
Tapi, Jokowi gak bisa dateng itu karena terlambat loh ya, bukan karena menolak undangan! Jadi sehabis Rakernas tetep ada lah ya pertemuan internal dengan 10 pemimpin Partai Hanura di hotel tempat menginap Presiden Jokowi. Meski secara simbolis Jokowi tidak hadir dalam Rakernas, tapi komunikasi tetap jalan kok.
Nah yang bikin keki tuh, malam usai sampai di Pekanbaru, Pakde Jokowi malah blusukan menemui masyarakat sekitar di mall dekat hotel tempatnya menginap sekira pukul 20.30 sampai 21.30 WIB. Terus gimana tuh nasib 10 orang pengurus Hanura yang dijanjikan akan bertemu. Eta terangkanlah? Hahaha.
Mungkin bagi Pakde Jokowi lebih nyaman menemui rakyat secara langsung daripada bertemu pengurus partai politik secara formal dalam sebuah acara. Aspirasi yang didengar langsung dari rakyat memang masih murni. Kalau sudah lewat partai terkadang ada nilai kepentingan tertentu di dalamnya. Hadeuh.
Rasanya gak elok aja kalau membicarakan kerakyatan tapi tidak bersama rakyat langsung. Itu mungkin yang bikin Pakde Jokowi memutuskan tetap blusukan di tengah ketidakhadirannya dalam Rekernas Hanura. Seperti halnya yang dikatakan filsuf Jonathan Swift (1667-1745), ‘The proper words in the proper places are the true definition of style.’ (K16)