Site icon PinterPolitik.com

Petuah Kramat Prabowo

Petuah Kramat Prabowo

Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra. (Foto: Istimewa)

“Nasihat yang baik selalu diabaikan, tapi itu bukan alasan untuk tidak memberikannya.”


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]rabowo Subianto sampai saat ini masih memegang petuah kramat pemberian Presiden Soeharto. Weeeewww! Petuah kramat apaan tuh? Weleeeeh weleeeeh.

Petuah kramat ini diberikan Soeharto saat Prabowo bepergian untuk berperang, selain bertindak sebagai atasan tentunya Soeharto pun merupakan mertua Prabowo. Jadi mungkin petuah kramat ini pemberian antara mertua kepada menantunya, weleeeeh weleeeh.

Petuah kramat yang selalu dipegang teguh oleh Prabowo itu adalah nasihat Soeharto. Hmmm, begitu toh, weleeeh weleeeeh. Soeharto memberikan tiga nasihat yang harus dicamkan oleh Prabowo saat berperang dahulu.

Tiga nasihat itu ialah ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo. Atau dengan kata lain, pertama Prabowo dinasihati agar tidak boleh lupa bahwa dengan keberadaannya pribadinya di dunia ini karena segala sesuatu yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan kelak, weleeeeh weleeeeh maknanya cukup mendalam sekali.

Jadi setidaknya Prabowo harus paham akan tugas dan fungsinya sebagai manusia agar tidak saling menyakiti satu sama lain.

Hmmm, tapi banyak yang meneriakkan bahwa Prabowo pernah menyakiti bahkan dinyatakan sebagai orang yang bertanggungjawab atas pelanggaran kasus HAM masa lampau. Hmmm, apakah ojo lali itu berarti menolak lupa juga ya? Sepertinya pertanda nih, weleeeeh weleeeh.

Kalau nasihat pertama ojo lali itu artinya menolak lupa, berarti Prabowo sudah tak mengikuti nasihat Soeharto, weleeeeh weleeeh.

Untuk nasihat yang kedua ialah ojo dumeh, Prabowo diminta Soeharto agar tidak arogan atau tidak sok kuasa atas segalanya. Ya kalau arogan sih engga kali ya Pak, weleeeeh weleeeeh.

Tapi nih ya, kalau dikaitkan dengan nasihat yang ketiga, sepertinya Prabowo tak bisa mengikutinya deh, soalnya seolah bertentangan dengan apa yang ia lakukan. Weedeewwww! Apaan tuh, weleeeeh weleeeeh.

Nasihat ketiga untuk Prabowo itu ojo ngoyo atau jangan terlalu ambisius. Hmmm, mengingat dari 2009 sempat maju jadi Cawapres, lalu di 2014 maju lagi jadi Capres. Hmm, kabarnya juga 2019 mau nyalon lagi jadi Capres, weleeeeh weleeeeh.

Sepertinya nasihat Soeharto yang ketiga mustahil ya diikuti. Lah kalau nasihat tak bisa dipenuhi, tak lagi kramat dong petuahnya? (Z19)

Exit mobile version