“Diantara kita dan perubahan, ada sebuah tembok bernama ‘ketakpedulian’. Dan tembok itu hanya bisa runtuh jika kita bersama-sama mendobraknya.”
PinterPolitik.com
[dropcap]D[/dropcap]iskursus publik diramaikan dengan tingginya semangat pembangunan infrastruktur yang semakin digenjot di era kepemimpinan Presiden Jokowi. Hal ini termasuk pembangunan jembatan, jalan tol, dan bentuk infrastruktur lainnya.
Ternyata semangat membangun ini menular kepada pemerintahan satu tingkat di bawahnya, yaitu Pemerintah Provinsi.
Pemprov bergerak seiring dan sejalan dengan Pemerintah Pusat untuk membangun infrastruktur dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan pelayanan publik. Tujuannya sangat mulia sekali weleeeeeh weleeeeh.Tersentuh sekali.
Seperti halnya di Pemerintah Provinsi NTT, pembangunan semakin digeliatkan bahkan di awal 2018, Presiden Jokowi meresmikan Gedung Kantor Gubernur NTT yang menelan anggaran sampai ratusan miliar rupiah. Weeeww! Banyak juga ya, wkwkwk.
Kalau Gedung Pemprov itu ya ibarat Istananya Gubernur lah ya dan ternyata ada standar khusus bangunan untuk level Gedung Gubernur. Ah, masa?
Syaratnya, bangunan wajib bertahan sampai 20 tahun. Kalau belom sampai 20 tahun sudah rusak, berarti perhitungannya yang salah atau ada kualitas bahan yang dikurangi, atau ya mungkin dipengaruhi faktor alam.
Kalau setelah 20 tahun, barulah bisa direnovasi. Jadi tak sembarangan asal bangun gitu aja.
Tapi apalah daya, namanya juga takdir kali ya. Baru diresmikan dua minggu oleh Presiden Jokowi di awal 2018, plafon Gedung Kantor Gubernur NTT yang masih berumur 2 tahun itu ambruk.
Nah loh, kan jadi pertanyaan besar. Kok baru 2 tahun sudah ambruk? Apa yang salah?
Ratusan miliar rupiah loh itu abisnya, jadi ga maen – maen nih proyeknya. Hadeuuuh. Apa mungkin kualitas dari bahan bangunannya yang dikurangi? Kalau begitu berarti ada indikasi korupsi dong, apa memang faktor alam? Entahlah, weleeeeh weleeeh.
Tapi untung saja ambruknya plafon terjadi bukan saat diresmikan oleh Presiden Jokowi. Tapi kalaupun Presiden menyaksikan ambruknya plafon itu setidaknya bisa mengambil pelajaran yang sangat berharga.
Ga bisa ngebayangin pasti rusuh kalau pas diresmikan, plafonnya ambruk. Hancur sudah semua pencitraan weeeleeeeh weleeeeh.
Jangan mementingkan kecepatan untuk selesai proyek dan diresmikan, tapi tentang kualitas dan ketahanan infrastruktur.
Pemprov NTT secara tidak langsung memberikan isyarat bahwa jangan sampai proyek nasional lainnya mengalami kejadian yang sama, karena seharusnya pembangunannya harus diperhitungkan serinci mungkin.
Jadi jangan semangat biar cepat diresmiinnya aja, tapi pikirkan tentang kualitasnya juga. Weeeewww! (Z19)